Salam Perkenalan

Assalamu 'ala kulli muslimin, wa salamun 'ala manittaba'al huda.
Salam sejahtera atas semua muslimin dan salam sejahtera atas sesiapa yang mengikut petunjuk.


Saya memulai blog ini "Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani".

Sesungguhnya Muhammad Rasulullah SAW telah bersabda :
"Apabila mati anak Adam, putuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: Sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan atau anak soleh yang mendoakannya."

Menyedari bahawa duitku taklah banyak mana untuk selalu disedekahkan dan tidak ada jaminan yang anak2 akan mendoakanku setelah aku mati nanti (Ya Allah, Kau jadikanlah anak2ku anak yang soleh yang selalu mendoakan kebaikan kepada orang tuanya..amin!), maka blog ini aku tuliskan. Moga2 segala ilmu/bahan yang aku kongsikan di sini membawa manfaat kepada ramai manusia.

Pun begitu apa yang tertulis di sini kebanyakannya bukanlah original daripada aku sendiri kerana aku ini seorang yang jahil lagi kurang ilmu. Setiap yang aku 'sharekan' di sini akan ku tuliskan dari mana ku mengambilnya, insyaAllah.
Blog ini terbaik dilayari menggunakn browser Mozilla Firefox 3.x

Selamat datang ke blog ini.. Semoga ia bermanafaat kepada kalian semua... Sebarang cadangan, komen, 'kutukan dan pujian' adalah dialu-alukan.

Monday, January 16, 2012

Kisah Heraclius dalam Shahih Bukhari


Berikut saya nukilkan bersama dengan sanadnya suatu riwayat panjang yang terkandung dalam Shahih Al-Bukhari iaitu dalam bab membicarakan Kitab Iman. Kisah tentang dialog Abu Sufyan (sebelum keislamannya) dengan Heraclius (Raja / Pembesar Rom). Semoga menjadi iktibar dan menguatkan keyakinan diri tentang kebenaran kerasulan Muhammad.

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius menerima rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri Syam pada saat berlakunya perjanjian antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius atas undangan Heraclius untuk diajak dialog di majelisnya, yang saat itu Heraclius bersama dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi. Heraclius berbicara dengan mereka melalui penerjemah. 

Heraclius berkata; "Siapa diantara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?." Abu Sufyan berkata; maka aku menjawab; "Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan dia". Heraclius berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya.

"Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah: "bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah dari keturunan baik-baik (bangsawan)". Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak ada". Tanyanya lagi: "Apakah bapaknya seorang raja?" Jawabku: "Bukan". Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?" Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang rendah". Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" Aku jawab: "Bertambah". Dia bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" Aku jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab: "Tidak pernah. Ketika  kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu".

Berkata Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini".

Dia bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi: "Bagaimana kesudahan perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim". 

(perhatikan berikutnya apa kata Heraclius tentang semua pertanyaannya di atas.....)