tag:blogger.com,1999:blog-65720743703466941872024-03-12T18:13:23.634-07:00Untuk Allah dan Bekalan Amalku di AkhiratAbu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.comBlogger34125tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-76327715534646498102012-01-16T01:40:00.000-08:002012-01-16T01:41:29.512-08:00Kisah Heraclius dalam Shahih Bukhari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5k-hznubnzdVLdumi_hzm2ktoOBQShIgqD_MMIFXf3rypu0D4jjFI0Jw_HkUjeLoxhF7vja919FmLdEqEvl_CE5D2rK-3Rxk0-73UzY1gQSSNe0FMT1qGtp49CF_oN90hbmyPGCkjRDE/s1600/KUDA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5k-hznubnzdVLdumi_hzm2ktoOBQShIgqD_MMIFXf3rypu0D4jjFI0Jw_HkUjeLoxhF7vja919FmLdEqEvl_CE5D2rK-3Rxk0-73UzY1gQSSNe0FMT1qGtp49CF_oN90hbmyPGCkjRDE/s1600/KUDA.jpg" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;">Berikut saya nukilkan bersama dengan sanadnya suatu riwayat panjang yang terkandung dalam Shahih Al-Bukhari iaitu dalam bab membicarakan Kitab Iman. Kisah tentang dialog Abu Sufyan (sebelum keislamannya) dengan Heraclius (Raja / Pembesar Rom). Semoga menjadi iktibar dan menguatkan keyakinan diri tentang kebenaran kerasulan Muhammad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius menerima rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri Syam pada saat berlakunya perjanjian antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius atas undangan Heraclius untuk diajak dialog di majelisnya, yang saat itu Heraclius bersama dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi. Heraclius berbicara dengan mereka melalui penerjemah. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Heraclius berkata; "Siapa diantara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?." Abu Sufyan berkata; maka aku menjawab; "Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan dia". Heraclius berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah: "bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah dari keturunan baik-baik (bangsawan)". Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak ada". Tanyanya lagi: "Apakah bapaknya seorang raja?" Jawabku: "Bukan". Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?" Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang rendah". Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" Aku jawab: "Bertambah". Dia bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" Aku jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab: "Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu".</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berkata Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi: "Bagaimana kesudahan perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i style="color: #cc0000;">(perhatikan berikutnya apa kata Heraclius tentang semua pertanyaannya di atas.....)</i><br />
<a name='more'></a><span style="color: #cc0000;"> </span></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><b>Maka Heraclius berkata kepada penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari keturunan bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya. Dan aku tanya kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan seperti yang dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada orang sebelumnya yang mengatakannya tentu ku anggap orang ini meniru orang sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa. Aku tanyakan juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku katakan seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu orang ini sedang menuntut kerajaan bapaknya. Dan aku tanyakan juga kepadamu apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh aku memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah. Dan aku juga telah bertanya kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang rendah yang mengikutinya. Memang mereka itulah yang menjadi para pengikut Rasul. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu menjawabnya bertambah. Dan memang begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad disebabkan marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada. Dan memang begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab tidak pernah. Dan memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga sudah bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim.</b></div><div style="text-align: justify;"><b style="color: yellow;">Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian sekarang ini, seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua kakinya</b><span style="color: yellow;">.</span> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang dibawa oleh Dihyah untuk para Penguasa Negeri Bashrah, Maka diberikannya surat itu kepada Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi: "Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu Sufyan menuturkan: "Setelah Heraclius menyampaikan apa yang dikatakannya dan selesai membaca surat tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara ribut, sehingga mengusir kami. Aku berkata kepada teman-temanku setelah kami diusir keluar; "sungguh dia telah diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan Romawi."Pada masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam Islam. </div><div style="text-align: justify;">Dan adalah Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan Heraclius adalah seorang uskup agama Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Heraclius mengunjungi Iliya' dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: "Sungguh kami mengingkari keadaanmu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, "Heraclius adalah seorang ahli nujum yang selalu memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan para pendeta yang bertanya kepadanya; "Pada suatu malam ketika saya mengamati perjalanan bintang-bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat ini yang di khitan?" Jawab para pendeta; "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi, janganlah anda risau karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan anda, supaya orang-orang Yahudi di negeri tersebut di bunuh." Ketika itu di hadapkan kepada Heraclius seorang utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan perihal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraclius memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah tidak. Seusai di periksa, ternyata memang dia berkhitan. Lalu di beritahukan orang kepada Heraclius. Heraclius bertanya kepada orang tersebut tentang orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah mereka ataukah tidak?" Dia menjawab; "Orang Arab itu di khitan semuanya." Heraclius berkata; 'inilah raja ummat, sesungguhnya dia telah terlahir." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian heraclisu berkirim surat kepada seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setaraf dengan Heraclisu (untuk menceritakan perihal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). Sementara itu, ia meneruskan perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha, balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu. Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraclius bahwa Muhammad telah lahir dan bahwa beliau memang seorang Nabi. Heraclius lalu mengundang para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya di Himsha, setelah semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius memerintahkan supaya mengunci semua pintu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian dia berkata; 'Wahai bangsa rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau, akuilah Muhammad sebagai Nabi!." Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraclius jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada kenabian Muhammad). Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seraya berkata; "Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka sujud di hadapan Heraclius dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius. Telah di riwayatkan oleh Shalih bin Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri.</div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-72710724413384851692011-12-21T06:43:00.000-08:002011-12-21T06:58:58.323-08:00NUR MUHAMMAD DAN TAHLILDi sini saya ingin kongsikan persoalan 2 perkara di atas sekadar untuk membuka minda kita dan berlapang dada dalam mencari kebenaran dalam beribadat dan akidah. Ikuti klip-klip berikut dan selanjutnya carilah kebenaran mengikut Al-Quran dan Sunnah Rasul<br />
<br />
<u style="color: red;">NUR MUHAMMAD</u><br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/LONUsmSE1cg" width="420"></iframe><br />
Sambungannya <a href="http://www.youtube.com/watch?v=RNnP3bwiOw4"> part 2</a> <a href="http://www.youtube.com/watch?v=jpPcQFSZN_w">part 3</a> <a href="http://www.youtube.com/watch?v=alUeW12-Sdk">part 4</a><br />
<br />
<br />
<div style="color: red;"><u>TAHLIL</u></div><br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/jGRX3H4EeOg" width="420"></iframe><br />
Sambungannya <a href="http://www.youtube.com/watch?v=_M0O89YxlZo">part 2</a> <a href="http://www.youtube.com/watch?v=txSnwtQ3phg"> part 3 </a> <a href="http://www.youtube.com/watch?v=MTcto2ovGow">part 4</a><br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/NqVl5zVuXhQ" width="420"></iframe><br />
Ikuti sambungannya di U-tube. (cari sendiri)<br />
<br />
Semoga kita mendapat petunjuk dah hidayah Nya. Amin!!Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-5241145427648870682011-12-21T02:08:00.000-08:002011-12-21T02:31:36.711-08:00Download] E-kitab Syeikh Al-Allamah Dr. Husain Al-Musawi- Kenapa Aku Meninggalkan Syiah<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td valign="top"><span class="small">Dapat dari laman <a href="http://al-ahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=6154">Al-Ahkam.net</a> </span></td></tr>
<tr><td class="createdate" valign="top"><span style="color: black;"><span style="font-family: verdana,geneva;"><span style="font-size: 10pt;"><img align="left" height="320" src="http://al-ahkam.net/home/images/stories/kenapaakumeninggalkansyiah_new_200px.jpg" width="222" /></span></span></span></td></tr>
<tr><td valign="top"><span style="color: black;"><span style="font-family: verdana,geneva;"><span style="font-size: 10pt;"><strong>Baca online atau download</strong><br />
<strong>Karangan:</strong> Syeikh Al-Allamah Dr. Husain Al-Musawi, Terjemahan oleh: Mohd Firdaus Hat, Abdul Hadi Awang, Mohd Nazrul Abd Nasir, Mohamad Rosli Talib<br />
<strong>Baca atau download</strong> di <a href="http://almuttaqin.tv/view_ekitab.php?vars=765259bff42db792a8f9e0c62813e297">almuttaqin.tv</a><br />
<strong>DOWNLOAD</strong>: [<a href="http://www.mediafire.com/?8y1b9kjrr0ha14r">LINK 1 mediafire</a>]</span></span></span></td></tr>
</tbody></table>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-44054782563373453652011-12-06T07:13:00.000-08:002011-12-06T07:13:36.785-08:00Al Quran Digital + Terjemahan BM/BI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvKUVe2SGY6gLX32tJlj8m2q1F692bu0J5gte9HwDFajhdxzW-dA8lH261yNWW0VOwegXshbrDL4K2Jqz0IQop_EaoofJiZpPqdP0m9pjMtKYWqykB5FmUAJFMXZeSqQyymPkK6qa907c/s320/26303377.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOVL5JXmp1oei5pTIGlbjDTKyCs0dsW54ji3cdvpqqoEYb7XmcVVrKRPBQIqAeSm6eBTdI2ot-FlvX3A4eFxtwIapK9MS5VICc8lIJJb4Rc6RnPubCXqwhESYjdwqeNlqUomx9CdBW4S4/s320/80818987.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOVL5JXmp1oei5pTIGlbjDTKyCs0dsW54ji3cdvpqqoEYb7XmcVVrKRPBQIqAeSm6eBTdI2ot-FlvX3A4eFxtwIapK9MS5VICc8lIJJb4Rc6RnPubCXqwhESYjdwqeNlqUomx9CdBW4S4/s320/80818987.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Donlot di <a href="http://www.mediafire.com/?vbrvk8e9raqvz" target="_blank">SINI</a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></span></div><div>Cara mengdownload, download dari part1 hingga ke part6..kemudian Extract menggunakan Winrar..</div><div>Jika pc anda belum ada Winrar, sila click<span class="Apple-converted-space"> </span><a href="http://www.rarlab.com/rar/wrar401b1.exe" style="color: #cc3300; text-decoration: none;">Disini</a><span class="Apple-converted-space"> </span>untuk mendownloadnya.</div><div> </div><div>Terima kasih http://blogaku-rijal.blogspot.com/ dan kepit88 (team Syok). </div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-15191378370677504592011-12-03T20:10:00.000-08:002011-12-05T09:10:42.955-08:00ARRANGED - Mesti Tonton!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6ZdxHTARyC0ObZcbN3IjXkH19lcq393CZWzsB2UhiLpn046azg9mKsJpTnsMi4kYg3YjWyIPLKgNTZj-gfFc4c1-LOR8jNRzAD1mNDkResoN1xXJNu91SARgQnMmUs6xe7ecT6MrDNzI/s1600/arranged.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6ZdxHTARyC0ObZcbN3IjXkH19lcq393CZWzsB2UhiLpn046azg9mKsJpTnsMi4kYg3YjWyIPLKgNTZj-gfFc4c1-LOR8jNRzAD1mNDkResoN1xXJNu91SARgQnMmUs6xe7ecT6MrDNzI/s400/arranged.jpg" width="290" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;">Movie ni pernah ditayangkan di TV Al-Hijrah minggu lepas. Tapi saya ter'miss' masa tayangannya. So saya try meng'google'..... dapat!!! Cerita ini cuba memaparkan bahawa manusia ini secara fitrahnya sukakan keamanan dan persaudaraan. Walau pun di antara muslim dan yahudi yang memang mempunyai sejarah permusuhan yang tersendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di barat cerita2 positif tentang Islam kebelakangan ini semakin mendapat perhatian. Ada yang buat drama bersiri. <a href="http://watchlittlemosque.com/" target="_blank">Little Mosque in the Prairie</a> contohnya dah masuk musim ke-5 ditayangkan. Walau pun sebenarnya pelakun dan pengarahnya ramai yang bukan Islam. Sebab itulah bilangan yang memeluk islam di Barat semakin ramai. Pemain bola sepak dunia pun ramai yang dah masuk Islam. Adik ipar Tony Blair pun dah masuk Islam. Mike Tyson yang samseng tu pun dah masuk Islam. Penyanyi rap pun dah ada yang masuk Islam!!! Tengok laporan surat khabar pada awal Muharram yang lepas (saya tak ingat samada Utusan atau BH).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi malangnya di Malaysia, setelah 54 tahun merdeka, bukan Islam masih ramai yang tak faham tentang Islam. Malah ramai yang masih takut dan ragu dengan kebenaran Islam. Yang mereka tahu hanyalah (pada agakan saya) kalau nak masuk Islam mesti potong anu, sapa mencuri kena potong tangan, sapa kena rogol kena bawak 4 saksi kalau nak dakwa si perogol tu. Ini semua adalah persepsi yang salah tentang Islam. Kita telah memberi gambaran yang salah tentang Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Islam mesti dimulakan dengan AKIDAH. Sebab itu tiang utama dalam Rukun Islam adalah kalimah SHAHADAH. Ia bukan sahaja kalimah pra-syarat masuk Islam, malah ia lebih besar dari itu. Betapa ramai yang sejak lahir lagi dah Islam tapi tak memahami perkara ini. Tangkal pakai jugak. Cincin azimat sarung jugak. Ilmu kebal tuntut jugak. Pelaris perniagaan gantung jugak (termasuklah yang menggantung ayat Seribu Dinar dengan keyakinan bahawa rezeki akan datang jika menggantungnya). Pontianak, langsuir, jenglot, pocong, hantu raya percaya jugak. Maka bukan Islam tak nampak perbezaan akidah Islam dengan akidah mereka. Sebab depa pun ada pakai tangkal mangkal semua ni. Cam same je.... dia kata.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selain penguasa dan ulamak (yang saya tak perlu citer peranannya), karyawan seni juga sebenarnya boleh memberi impak positif dalam hal ini. Kalau di Indonesia mereka ada Habiburrahman Al-Shirazy yang telah banyak menghasilkan novel pembangun jiwa. Malah telah difilemkan; Ayat2 Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta contohnya. Di Malaysia saya belum nampak yang boleh dibanggakan. Mungkin Erma Fatima dengan Kitab Cinta dan Tahajjud Cintanya boleh dimasukkan. Nampaknya kebelakangan ini Erma Fatima semakin berminat untuk membuat cerita2 yang Islamik. Sangat bagus! Namun drama Tahajjud Cinta telah memberi calar kepada imej Islam sebenarnya. Ia telah menggambarkan sistem pendidikan pondok yang rigid, kuno dan songsang. Ini satu perkara negatif yang tak sepatutnya ditonjolkan. Imej Islam telah dirosakkan secara tidak langsung. Malangnya banyak cerita melayu yang begini. Menggambarkan orang yang berserban, berjubah sebagai sesat. Ini bukan satu yang positif. Islam tercalar dengan cerita yang begini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita perlu banyakkan cerita yang memberi imej positif tentang Islam. Ini adalah satu dakwah. Dalam masa yang sama, berhentilah dari membuat cerita samseng, cerita hantu, khurafat, pergaulan bebas yang langsung takde pekdahnya tu. Tolonglah beri imej positif kepada Islam dalam cerita2 kalian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk akhirnya bagi yang berminat untuk tonton filem di atas silakan donlot di bawah dan combine guna winrar...</div><br />
<a href="http://rapidshare.com/files/241912492/Arranged__Comedia_dramatica-2007__USA__DVDRip__VOSE_.part1.rar" target="_blank">PART 1</a> <a href="http://rapidshare.com/files/241912593/Arranged__Comedia_dramatica-2007__USA__DVDRip__VOSE_.part2.rar" target="_blank">PART 2</a> <a href="http://rapidshare.com/files/241912546/Arranged__Comedia_dramatica-2007__USA__DVDRip__VOSE_.part3.rar" target="_blank">PART 3</a> <a href="http://rapidshare.com/files/241912054/Arranged__Comedia_dramatica-2007__USA__DVDRip__VOSE_.part4.rar" target="_blank">PART 4</a>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-58035646570596735342011-11-16T12:47:00.000-08:002011-12-01T18:27:19.827-08:00KECANTIKAN HUDUD<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Berikut saya embedkan klip dari U-tube yang menceritakan kecantikan hudud dalam bab <b>zina</b>, <b>liwat</b> dan <b>mencuri</b>. Sila ikuti keseluruhan klip ini dari mula hingga habis. Jika anda ingin download, sila guna internet download manager atau real player downloader atau lain2.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="380" src="http://www.youtube.com/embed/Anz2BBoRZKA" title="YouTube video player" width="515"></iframe></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Atau tonton dr U-tube <a href="http://www.youtube.com/watch?v=Anz2BBoRZKA&t=20s">http://www.youtube.com/watch?v=Anz2BBoRZKA&t=20s</a></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Satu lagi penerangan tentang hudud.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/NAarWKZiRFQ" width="560"></iframe></span><br />
<span style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: large;">Semoga kita sama2 mendapat manfaat daripadanya. <br />
</span>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-77759586237526865692011-08-20T01:04:00.000-07:002011-08-20T01:18:39.753-07:00QUNUT NAZILAH DEMI PALESTIN<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfqLV3AyAfccmXlV8XxaW2A1lIIdhCEfBbsHCOAV0cvT7wrRS_uv5RuhLSBk43icbHZzVYUbvaVYssVyDMbQRmtW0-iHlgQgRYf3RZ4nspAoRv7JJXi8gCj5UzpomdFf1XBUTTcMZtqK8/s1600/palestin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfqLV3AyAfccmXlV8XxaW2A1lIIdhCEfBbsHCOAV0cvT7wrRS_uv5RuhLSBk43icbHZzVYUbvaVYssVyDMbQRmtW0-iHlgQgRYf3RZ4nspAoRv7JJXi8gCj5UzpomdFf1XBUTTcMZtqK8/s400/palestin.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Tiada kata dapat diungkap bila melihat kekejaman rejim israel terhadap rakyat Palestin. Tiada daya upaya untuk membantu saudara seagama selain menumpahkan air mata dengan hati yang hancur.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Jangan cuma begitu.... </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Ada lagi yang boleh kita sumbangkan. Selain sekupang dua yang kita letak ke dalam mana-mana tabung Palestin, marilah kita berdoa Qunut Nazilah demi kesejahteraan mereka dan kemusnahan untuk rejim israel. Ini sunnah yang diajar oleh Rasulullah.</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Saya nukilkan di sini sepotong hadis yang ringkas (yang panjang pun ada.... tapi yang pendek pun dah memadai.....) dari <a href="http://shareilmu2.blogspot.com/2010/12/kitab-shahih-bukhari-terjemahan.html">Sahih Bukhari </a>sebagai dalil. </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><i>Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Za'idah dari At Taimi dari Abu Mijlaz dari Anas bin Malik ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan qunut selama satu bulan untuk mendo'akan (kebinasaan) atas suku Ri'la dan Dzakwan."</i></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Ada beberapa doa qunut yang boleh diamalkan, antaranya;</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAg3_CbvXKcwd3e_CviA_jNh1MOIvq6vi3FUEkmIS4Gg8MDjbanVqIRe6uzWrcyfrH-2GKmr7P7NPT2HgF__cG9s2j6Ujzw-LeNJldHkod64LPxpUj7ojK3Vcy6a-zB5gr_w1cdB0fnOo/s1600/qunut-nazilah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="345" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAg3_CbvXKcwd3e_CviA_jNh1MOIvq6vi3FUEkmIS4Gg8MDjbanVqIRe6uzWrcyfrH-2GKmr7P7NPT2HgF__cG9s2j6Ujzw-LeNJldHkod64LPxpUj7ojK3Vcy6a-zB5gr_w1cdB0fnOo/s400/qunut-nazilah.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> Dan juga....</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKL101Vx0Iql2SzUXYjyCdMGp1_cvORoHpvTsgtgwyPIUaVSPsDlAbXxjhaHrS_aa44_UwCLNB1j2V6aQM5n-ViBTsLCu3N1SuzbwCveIO_2avY7J3owAvEvbkFUhUntqF0FOp7ahzScw/s1600/doa-qunut-nazilah.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKL101Vx0Iql2SzUXYjyCdMGp1_cvORoHpvTsgtgwyPIUaVSPsDlAbXxjhaHrS_aa44_UwCLNB1j2V6aQM5n-ViBTsLCu3N1SuzbwCveIO_2avY7J3owAvEvbkFUhUntqF0FOp7ahzScw/s400/doa-qunut-nazilah.png" width="360" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Maksudnya;</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i> “Ya Allah, sesungguhnya kami bermohon pertolongan Mu, kami meminta ampun kepada Mu, kami memohon petunjuk dari Mu, kami beriman kepada Mu, kami berserah kepada Mu dan kami memuji Mu dengan segala kebaikan, kami mensyukuri dan tidak mengkufuri Mu, kami melepaskan diri daripada sesiapa yang durhaka kepada Mu.</i></div><i> </i><br />
<div style="text-align: justify;"><i>Ya Allah, Engkau yang kami sembah dan kepada Engkau kami bersalat dan sujud, dan kepada Engkau jualah kami datang bergegas, kami mengharap rahmat Mu dan kami takut akan azab Mu kerana azab Mu yang sebenar akan menyusul mereka yang kufur Ya Allah, Muliakanlah Islam dan masyarakat Islam. Hentikanlah segala macam kezaliman dan permusuham, Bantulah saudara-saudara kami di mana sahaja mereka berada. Angkatlah dari mereka kesusahan, bala, peperangan dan permusuhan.</i></div><i> </i><br />
<div style="text-align: justify;"><i>Ya Allah, selamatkanlah kami dari segala keburukan dan janganlah Engkau jadikan kami tempat turunnya bencana, hindarkanlah kami dari segala bala kerana tidak sesiapa yang dapat menghindarkannya melainkan Engkau, ya Allah.”</i></div><br />
<span style="font-size: x-small;">-maaf jika imej kurang terang. Sila google "Qunut Nazilah" untuk dapatkan imej yang lebih baik-</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Anda juga boleh muat turun bacaan Qunut Nazilah dalam format PDF dengan klik pautan di bawah:<br />
<div style="text-align: center;"><a href="http://www.box.net/shared/qbpd0th0ze">Qunut Pendek</a> | <a href="http://www.box.net/shared/uhu3j6t0nz">Qunut Panjang </a><br />
<div style="text-align: right;">- Terima kasih beliamuda.com </div></div><br />
</div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Bila nak baca?<br />
<br />
Rasulullah baca selepas bangun dari rukuk pada rakaat terakhir dalam mana-mana solat fardhu. Diriwayatkan pernah juga Rasulullah membacanya dalam rakaat terakhir solat witir.<br />
<br />
Pun begitu saya belum berjumpa dengan hadis yang menganjurkan supaya mengadakan solat hajat (seperti yang biasa dilakukan oleh sebahagian dari kita di Malaysia) apabila ingin mendoakan keselamatan untuk kaum muslimin dan kemusnahan untuk musuh. </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Wallahu a'lam...</div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-34157913573907636122011-05-13T12:59:00.000-07:002011-05-13T13:07:42.718-07:00SANG PENCERAH SUDAH DATANG!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.thebestfilms.net/wp-content/uploads/2011/04/Sang-Pencerah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.thebestfilms.net/wp-content/uploads/2011/04/Sang-Pencerah.jpg" /></a></div><span style="font-size: large;"><i>“Sang Pencerah sendiri memulai perjalanan kisahnya dengan menilik kelahiran seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Darwis di dalam sebuah keluarga Jawa yang memiliki latar belakang lingkungan beragama Islam yang sangat kuat. Dalam pertumbuhannya, Darwis remaja (Ihsan Tarore) sering merasa aneh dengan kebiasaan lingkungannya yang seringkali mencampuradukkan kegiatan agama dengan berbagai kegiatan yang berbau mistis. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian Darwis untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Di usianya yang ke-15, Darwis, dengan seizin orangtuanya, pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, sekaligus mempelajari Islam langsung di tempat kelahiran agama tersebut. Lima tahun berselang, Darwis dewasa (Lukman Sardi) kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta. Sesuai dengan kebiasaan mereka yang baru kembali dari Mekkah saat itu, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Kondisi lingkungannya sendiri, yang saat itu berada di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda, masih sama dengan ketika ia meninggalkan Yogyakarta. Banyak ajaran Islam yang dalam pelaksanaannya semakin melenceng dari apa yang telah disuratkan dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Tak tinggal diam, Ahmad Dahlan mulai secara perlahan menyadarkan masyarakat sekitar mengenai kesalahan yang telah mereka lakukan" ...</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: large;"><i>Dah lama saya mencari filem ini utk dikongsikan, baru sekarang bertemu. Hambeek!! Terima kasih kepada wancuix dari team Syok sbg uploader.</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><br />
</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><a href="http://www.mediafire.com/?atfxck62nocn5i1">Part 1</a> </i></span><br />
<span style="font-size: large;"><a href="http://www.mediafire.com/?646eh4ar56f6lbh"><i>Part 2</i></a></span><br />
<span style="font-size: large;"><a href="http://www.mediafire.com/?o9ls1i4oaoruap7"><i>Part 3</i></a></span><br />
<span style="font-size: large;"><i><br />
</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i>Selamat menonton. Tontonan sempena Hari Guru...</i></span>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-9352660864578608872011-04-11T17:39:00.000-07:002011-04-11T17:39:21.407-07:00AJARAN SESAT... NAK KENA DEBAT DULU ATAU TANGKAP TERUS?<span style="font-size: large;">Di Malaysia ni banyak ajaran-ajaran yang dikatakan sesat (tapi sebenarnya tak sesat) dan banyak juga yang memang betul-betul sesat. So macamana nak mengenalinya? Ikuti klip di bawah dan sambungannya cari la sendiri di Youtube....</span><br />
<span style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="390" src="http://www.youtube.com/embed/3NF2fI67Yu0" title="YouTube video player" width="640"></iframe></span><br />
<span style="font-size: large;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: large;">Sila baca juga atikel yang ditulis oleh <strong>DR. MOHD. ASRI ZAINUL ABIDIN</strong> (pensyarah Bahagian Pengajian Islam Universiti Sains Malaysia (USM) di bawah ini.</span><br />
<br />
<div style="color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Tiada jalan untuk mendapatkan petunjuk Allah melainkan menerusi Islam. Tiada jalan memahami Islam melainkan memahami al-Quran dan as-Sunnah dengan kaedah-kaedahnya yang sahih. Malangnya masih ada di kalangan yang mendakwa diri mereka muslim lebih suka kepada tafsiran-tafsiran Islam yang tidak berteraskan kefahaman yang betul terhadap al-Quran dan as-Sunnah. Di kalangan mereka ada pula yang begitu berminat jika memiliki aliran atau tafsiran agama yang tersendiri dan menyimpang dari petunjuk al-Quran dan as-Sunnah. Antaranya dengan menyertai atau menganut ajaran sebahagian tarekat atau aliran kerohanian yang membuat beberapa tafsiran agama yang sangat bahaya pada penilaian aqidah Islamiyyah.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Golongan seperti ini menganggap diri, guru dan aliran yang mereka ikuti adalah istimewa dan mulia. Mereka bangga dengan tafsiran-tafsiran pelik yang menyimpang jauh dari jalan petunjuk yang sebenar. Mereka mendakwa mereka telah menemui ilmu kerohanian dan makrifat. Justeru itu, mereka tidak lagi bergantung kepada hukum zahir atau kepada syariat yang dipegang golongan zahir atau awam. Mereka mendakwa kononnya mereka adalah golongan batin atau hakikat yang mempunyai ilmu ladunni(ilmu secara langsung dari Allah), kasyaf (singkapan hijab) yang tidak lagi memerlukan lagi nas-nas al-Quran dan as-Sunnah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span id="more-264"></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebenarnya, tarekat atau aliran kesufian yang seperti ini sangat merbahaya kerana menatijahkan kerosakan aqidah dan tulisan ini akan cuba membahaskannya dengan ringkas.<a name='more'></a> <strong>Kepentingan Aqidah</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Telebih dahulu hendaklah seseorang sedar bahawa persoalan `aqidah adalah teras kepada ad-din. Tanpa aqidah yang sahih iaitu yang berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah maka seluruh amalan adalah sia-sia belaka, sekalipun nampak pada zahirnya hebat.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Firman Allah:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Maksudnya</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">“Sesiapa yang beramal dengan amalan yang solih samada lelaki atau perempuan dalam keadaan dia mukmin, mereka itu memasuki syurga dan mereka tidak dizalimi walaupun sedikit”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">(Surah an-Nisa’ :124)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dalam ayat di atas Allah dengan jelas mensyaratkan seseorang yang ingin melakukan amal solih itu hendaklah mukmin iaitu beriman kepada Allah dalam ertikata iman yang sebenar dan pastinya tidak melakukan perkara-perkara yang merosakkannya. Dengan itu sesiapa yang akidahnya rosak maka amalannya sama sekali tidak diterima walaupun kelihatan banyak dan hebat. Ini kerana setiap amalan dalam Islam dibina di atas asas aqidah.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><strong>Iktikad Yang Merosakkan</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Iktikad yang ada pada sebahagian golongan tarekat yang menganggap bahawa sesiapa yang sudah sampai kepada peringkat tertentu dalam amalan atau tarekat yang mereka ikuti maka dia tidak lagi bergantung kepada syariat seperti tidak perlu lagi solat, puasa, jihad dan sebagainya. Mereka beranggapan kononnya yang perlu beramal ialah golongan awam sedangkan mereka adalah golongan khusus atau ahli hakikat atau makrifat.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebenarnya hendaklah diketahui bahawa fahaman ini termasuk dalam aliran kufur dan sesat yang telah lama dibahaskan dan ditentang oleh para ulama Ahl as-Sunnah wa al-Jama`ah. Mereka perlu jelas bahawa kesimpulan perbahasan berkenaan menyatakan kepercayaan atau pegangan tersebut boleh mengeluarkan mereka dari Iman dan Islam. Dalam kata lain ianya boleh membatalkan syahadah mereka dan menjadikan mereka kafir. Para ulama aqidah memasukkan kepercayaan seperti itu dalam senarai perkara kufur. Disebut dalam ‘Taisir dhi al-Jalal wa al-Ikram bi Syarh Nawaqid al-Iman’ seperti berikut: “Sesiapa yang beriktikad bahawa sebahagian manusia dibolehkan keluar dari syariat Muhammad s.a.w maka dia adalah kafir. Ini berdasarkan firman Allah:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">(Maksudnya) “Sesiapa yang mencari selain Islam sebagai din (agama) maka sama sekali tidak diterima daripadanya dan dia di akhirat kelak termasuk daripada kalangan golongan yang rugi” (Surah Ali `Imran : 85)” (m.s. 97, Cetakan Dar Isybilia, Saudi)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Al-Imam Ibn Kathir dalam Tafsir al-Quran al-`Azim, menafsir ayat dalam Surah Ali `Imran di atas menyatakan: “Sesiapa yang melalui suatu cara yang lain dari apa yang disyariatkan Allah maka sama sekali ianya tidak diterima” ( jld. 2, m.s. 378, Cetakan Dar al-Ma’rifah, Beirut).</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Guru-guru ajaran sesat yang seperti ini biasanya akan mengemukakan kepada para pengikutnya yang jahil dalam memahami al-Quran dan as-Sunnah berbagai-bagi tafsiran palsu, bohong lagi menyesatkan. Para pengikut yang tidak begitu jelas kefahaman terhadap Islam akan menerima dan menganggap mereka memiliki hujah dan dalil yang kuat terhadap apa yang mereka percayai. Antara apa yang dihuraikan oleh golongan ini untuk menghalalkan tindakan mereka yang enggan mengikut syariat dan menganggap mereka telah sampai kepada suatu makam yang istimewa ialah:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><strong>Penyelewengan Huraian Maksud al-Yaqin</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Mereka berhujjah dengan firman Allah dalam Surah al-Hijr ayat 99:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Maksudnya:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">“Beribadatlah kepada tuhanmu sehingga datangnya kepadamu al-yaqin”.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan membuat tafsiran salah mereka menyatakan bahawa ayat ini bermaksud “beribadatlah kepada tuhanmu sehingga engkau memperolehi ilmu dan makrifat, setelah engkau telah memperolehinya maka gugurlah kewajipan `ibadat”. Di sana ada lagi beberapa tafsiran lain yang mereka cipta bagi membolehkan mereka menganggap perkataan al-yaqin dalam ayat di atas adalah bermaksud makam sufi. Apabila mereka menganggap diri mereka telah memperolehinya maka tanggungjawab ibadat atau mengikut syariat sudah tidak diperlukan lagi kerana ayat tersebut menyatakan sehingga datangnya yakin maka apabila yakin yang ditafsirkan oleh mereka telah diperolehi maka syariat pun gugur.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><strong>Tafsiran Sebenar</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebenarnya perkataan al-yaqin di dalam ayat di atas telah ditafsirkan oleh semua mufassirin yang muktabar sebagai al-maut iaitu kematian. Dengan ini ayat tersebut bermaksud: “Beribadatlah kepada tuhanmu sehingga datangnya kepadamu kematian”</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Al-Qadi Abu Bakr Ibn al-`Arabi di dalam kitabnya yang masyhur iaitu Ahkam al-Quran menjelaskan maksud ayat ini: “Perkataan al-yaqin bermaksud al-maut (kematian), Allah memerintahnya agar terus menerus dalam ibadat selama-lamanya, iaitu sepanjang hayat.” Seterusnya Al-Qadi Abu Bakr Ibn al-`Arabi mengemukakan alasan mengapakah perkataan al-yaqin di dalam ayat di atas ditafsirkan sebagai al-maut. Iaitu berdasarkan kepada hadith yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari, apabila Rasulullah menziarah jenazah Uthman bin Madh`un, baginda bersabda:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">“Adapun dia telah datang kepadanya al-yaqin. Demi Allah aku mengharapkan untuk kebaikan…” ( jld. 3, m.s. 116, Cetakan Dar al-Fikr, Beirut).</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Daripada hadith riwayat al-Imam al-Bukhari (hadith ke-1243) yang dikemukan oleh al-Qadi Abu Bakr Ibn al-`Arabi dengan jelas menunjukkan Rasulullah s.a.w. mengucapkan kepada jenazah Uthman bin Madh`un yang telah meninggal, baginda menggunakan perkataan al-yaqin dengan dimaksudkan al-maut iaitu kematian. Dengan jelas sunnah atau hadith sendiri telah menafsirkan maksud ayat tersebut. Maka ini yang kukuh kerana tafsiran yang paling kuat terhadap sesuatu ayat al-Quran ialah samada di tafsirkan dengan ayat al-Quran yang lain atau dengan as-Sunnah. Setelah datangnya tafsiran yang ma’thur (daripada Rasullullah) maka tidak boleh wujud lagi sebarang tafsiran aqli yang menyanggah tafsiran Nabi s.a.w.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Daripada ucapan Nabi s.a.w. yang jelas itu maka ayat tersebut bermaksud setiap mukmin diwajibkan terus beribadat sehingga tibanya kematian. Justeru itu ternyata, ayat tersebut bukanlah hujah yang menyokong kesesatan golongan berkenaan sebalik ianya adalah dalil yang menentang pendapat mereka yang menyeleweng yang hanya menghadkan ibadat sehingga ke tahap tertentu sahaja.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Al-Imam Ibn Kathir dalam menafsir ayat daripada surah al-Hijr tersebut, menyebut alasan tambahan yang membuktikan kesesatan tafsiran golongan tarekat atau sufi tersebut, katanya: “Sesungguhnya ibadat seperti solat dan seumpamanya adalah wajib bagi bagi setiap insan selagi akalnya masih berfungsi, maka hendaklah dia mengerjakan solat mengikut keadaannya. Ini seperti yang sabit di dalam Sahih al-Bukhari daripada `Imran bin Husoin r.a. sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Solatlah dalam keadaan berdiri, jika tidak mampu maka dalam keadaan duduk dan jika tidak mampu maka di atas lambung”. Berdalilkan ini menunjukkan kesalahan pendapat golongan mulhid yang berpendapat maksud al-yaqin ialah makrifat dan apabila telah seseorang di kalangan mereka telah memperoleh makrifat maka gugur daripadanya tuntutan agama. Ini adalah iktikad yang kufur, sesat dan jahil. Sesungguhnya para anbiya a.s. dan sahabah mereka adalah golongan yang paling mengetahui tentang Allah, paling mengenali tuntutan-tuntutanNya, sifat-sifatNya dan apa yang paling layak untuk mengagungkanNya, namun begitu mereka adalah golongan yang paling kuat dan banyak ibadat serta terus menerus melakukan amalan kebaikan sehingga menemui kematian. Dengan itu maksud al-yaqin di sini adalah al-Maut (kematian) (jld. 2, m.s. 581)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Cuba lihat dalam petikan di atas al-Imam Ibn Kathir dengan jelas menghukum golongan ini sebagai mulhid (tidak percayakan agama), kafir, sesat dan jahil. Ini menunjukkan betapa bahayanya kepercayaan seperti ini terhadap aqidah dan wajibnya golongan ini ditentang.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><strong>Menyelewengkan Tafsiran Kisah Musa dan Khidir</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Selain itu golongan ini juga beralasan dengan peristiwa Nabi Musa a.s. dan Khidir a.s. yang disebut di dalam al-Quran, di dalam Surah al-Kahf. Jika kita merujuk kepada Surah al-Kahf (ayat 60-82) Allah menceritakan pengembaraan Nabi Musa mencari Khidir a.s. bagi menuntut ilmu daripadanya. Semasa perjalanan Nabi Musa a.s. menemani Khidir a.s., baginda telah melihat beberapa tindakan Khidir a.s. yang menyanggahi syariat yang diturunkan kepadanya (Musa) lalu baginda membantahnya. Setelah tiga kali pertanyaan serta bantahan dibuat oleh Musa a.s. terhadap tiga tindakan yang dilakukan oleh Khidir, akhirnya Khidir pun tidak lagi membenarkan Musa a.s. mengikuti dan menceritakan rahsia segala tindakan-tindakannya yang dianggap oleh Nabi Musa a.s. sebagai kesalahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan mempergunakan kisah dalam Surah al-Kahf berkenaan maka golongan sufi atau tarekat yang sesat beralasan bahawa para wali dibolehkan tidak mengikut syariat para nabi dan boleh melakukan segala tindakan yang dianggap salah oleh golongan zahir tetapi haikatnya betul di sisi ilmu hakikat atau ilmu ladunni. Ini kononnya sama seperti tindakan Khidir yang tidak mengikut Nabi Musa a.s. kerana Khidir adalah wali Allah dia menilai dengan ilmu ladunni yang terus menerus daripada Allah sedangkan Musa a.s adalah seorang nabi yang menilai dengan ilmu syariat semata. Justeru itu golongan hakikat tidak sama dengan golongan syariat dan golongan hakikat tidak perlu mengikut syariat seperti Khidir tidak perlu mengikut Musa.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Inilah dakwaan mereka yang sangat jahil bagi menilai apa yang terkandung di dalam lafaz-lafaz atau bentuk-bentuk ayat (siyaq al-Ayat) yang membawa maksud bagi sesuatu tafsiran yang benar. Golongan sufi yang menyeleweng dan tarekat yang sesat mempergunakan ayat 65 dari Surah al-Kahf yang menyebut:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">(Maksudnya)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">“Lalu mereka berdua (Musa dan Yusya’ bin Nun) telah bertemu seorang hamba (Khidir) dari kalangan hamba-hamba Kami (Allah) yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan Kami berikan kepadanya ilmu dari sisi Kami”.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Oleh kerana ayat itu menyebut min ladunna ilma (ilmu dari sisi Kami) maka muncul istilah ilmu ladunni. Dengan istilah ini ada golongan sufi dan tarekat yang sesat mengambil kesempatan untuk mengatakan mereka juga mempunyai ilmu ladunni seperti Khidir oleh itu mereka tidak terikat atau bergantung dengan syariat zahir.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebab itu seorang tokoh mufassir semasa iaitu Solah `Abd al-Fatah al-Khalidi dalam mengulas ayat ini dalam buku Ma`a Qasas as-Sabiqin Fi al-Quran beliau menyebut: “Para penafsir golongan sufi telah berbicara dengan perkataan-perkataan yang pelik mengenai ilmu ladunni dan memisahkan antara hakikat dan syariat, yang zahir dan batin. Mereka telah mencampur aduk dan merosakkan dalam menafsirkan ayat-ayat ini dan juga selainnya.” (jld. 2 m.s. 186. Cetakan Dar al-Qalam, Syiria) .</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Beliau juga menukilkan beberapa ulasan para ulama mengenai ayat ini, antaranya ulasan al-Imam as-Syinqiti di dalam tafsirnya, Adwa al-Bayan iaitu: “Sesungguhnya rahmat dan ilmu ladunni yang kedua-duanya Allah kurniakan kepada kepada Khidir bermaksud kenabian dan wahyu. Ini kerana Khidir berkata kepada Musa:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">(Maksudnya)</span><span style="color: navy; font-size: large;">“Aku tidak melakukannya dengan kehendakku”.</span><span style="font-size: large;"> (Surah al-Kahf: 82)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Perintah Allah tidak diketahui kecuali dengan jalan wahyu. Tiada jalan kepadanya melainkan wahyu. Allah telah menentukannya (pengetahuan mengenai perintahNya) hanya dengan jalan wahyu dengan firmannya dalam Surah al-Anbiya ayat 45:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">(Maksudnya)”Katakanlah (Wahai Muhammad !) Aku hanya memberikan peringatan dengan wahyu”. (ibid. m.s. 190)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Setelah menghimpunkan ulasan dan tafsiran para ulama mengenai ilmu ladunni yang diisyaratkan oleh al-Quran, Solah al-Khalidi membuat kesimpulan seperti berikut, katanya: “Selepas melihat perkataan-perkataan daripada para ulama kita maka kita dapat membuat suatu keputusan yang putus iaitu: Ilmu ladunni yang diisyaratkan oleh ayat tersebut, yang telah Allah ajarkannya kepada Khidir a.s. sebenar ialah nubuwwah (kenabian) dan wahyu. Adapun pengakuan dan dakwaan golongan sufi mengenai ilmu ladunni menurut kefahaman mereka itu, adalah batil, sesat, menyanggahi syariat Islam dan petunjuk al-Quran. (m.s. 92)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ini bererti seluruh tindakan Khidir adalah wahyu daripada Allah. Khidir adalah nabi. Nabi Musa diutuskan kepada Bani Israil tidak diutuskan kepada Khidir. Khidir juga sebenarnya adalah Nabi yang menerima arahan langsung daripada Allah melalui jalan wahyu. Beliau tidak bergantung kepada syariat yang dikhususkan kepada Bani Israil. Justeru itu, segala tindakan Khidir adalah perintah Allah yang pasti melalui jalan wahyu dan tidak bergantung kepada ajaran Nabi Musa a.s. yang diutuskan untuk Bani Israil. Adapun Nabi Muhammad adalah utusan untuk sekelian manusia tanpa kecuali dan tidak ada yang terlepas dari berada di bawah lembayung ajarannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Al-Imam al-Allamah Ibn Abi al-`Izz dalam kitab aqidah yang iaitu Syarh al-`Aqidah at-Tahawiyyah dengan jelas menyebut persoalan ini dengan katanya: “Adapun sesiapa yang berpegang dengan kisah Musa bersama Khidir a.s. bagi membolehkannya meninggalkan wahyu kerana bergantung dengan ilmu ladunni, seperti yang didakwa oleh yang tidak mendapat taufik, maka dia adalah mulhid (atheis) dan zindik (munafiq). Ini kerana Musa a.s. bukanlah Rasul yang diutuskan kepada Khidir. Khidir juga tidak diperintah untuk mengikutnya. Sebab itulah Khidir bertanya Musa:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: red; font-size: large;">“Apakah engkau Musa dari Bani Israil?” Jawab Musa: “Ya!”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">(Riwayat al-Bukhari).</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Adapun Muhammad adalah diutuskan untuk seluruh manusia dan jin. Sekiranya Musa dan `Isa masih hidup maka mereka mesti menjadi pengikutnya. Apabila `Isa turun ke bumi (pada akhir zaman) dia hanya akan berhukum dengan syariat Muhammad. Oleh itu sesiapa yang mendakwa bahawa kedudukan dia bersama Muhammad seperti Khidir bersama Musa atau membolehkan (mempercayai) ianya berlaku untuk sesiapa di kalangan umat maka hendaklah dia memperbaharui keislamannya, hendak dia kembali bersyahadah dengan syahadah yang benar kerana dia telah terkeluar dari Islam keseluruhannya. Sama sekali dia bukan dari kalangan wali-wali ar-Rahman sebaliknya dia adalah wali-wali syaitan”. (m.s. 511, cetakan al-Maktab al-Islami, Beirut).</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Lihatlah betapa jelasnya pendirian para ulama akidah terhadap golongan sufi dan tarekat yang seperti ini. Nyata sekali, sesiapa yang mendakwa perkara seperti ini terhadap dirinya atau orang lain seperti guru tarekat atau syeikhnya maka dia sama sekali adalah terkeluar daripada Islam. Di samping itu, sesiapa yang mendakwa dirinya seperti Khidir bererti dia mendakwa dirinya diberikan wahyu seperti Khidir atau dalam kata lain dia mendakwa diri menjadi nabi setelah datangnya penutup sekelian nabi. Ini adalah kekufuran di atas kekefuran.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Al-Imam al-Qurtubi yang merupakan tokoh mufassir besar. Beliau juga tidak lupa membahaskan persoalan ini dalam tafsirnya al-Jami’ li Ahkam al-Quran. Beliau menukilkan ulasan gurunya al-Imam Abu al-`Abbas mengenai golongan ahli kebatinan yang dihukum sebagai zindiq iaitu katanya: “Mereka itu berkata: “Hukum-hakam syarak yang umum adalah untuk para nabi dan orang awam adapun para wali dan golongan khusus tidak memerlukan nas-nas (agama) sebaliknya mereka hanya dituntut dengan apa yang terdapat dalam hati mereka. Mereka berhukum berdasarkan apa yang terlintas dalam fikiran mereka”. Golongan ini juga berkata: “Ini disebabkan kesucian hati mereka dari kekotoran dan keteguhannya maka terjelmalah kepada mereka ilmu-ilmu ilahi, hakikat-hakikat ketuhanan, mereka mengikuti rahsia-rahsia alam mereka mengetahui hukum-hakam yang detil maka mereka tidak memerlukan hukam-hakam yang bersifat umum seperti yang berlaku kepada Khidir. Mencukupi baginya (Khidir) ilmu-ilmu terserlah kepadanya dan tidak memerlukan apa yang ada pada kefahaman Musa”. Golongan ini juga menyebut: “Mintalah fatwa dari hatimu sekalipun engkau telah diberikan fatwa oleh para penfatwa”. Seterus al-Qurtubi mengulas dakwaan-dakwaan ini dengan katanya: “Kata guru kami r.a.: Ini adalah perkataan zindiq dan kufur dibunuh sesiapa yang mengucapkannya dan tidak diminta daripadanya taubat, kerana dia telah engkar apa yang diketahui dari syariat. Sesungguhnya Allah telah menetapkan jalanNya dan melaksanakan hikmahNya bahawa hukum hakamnya tidak diketahui melainkan melalui perantaraan rasul-rasul yang menjadi para utusan antara Allah dan makhlukNya. Meraka adalah penyampai risalah dan perkataanNya serta penghurai syariat dan hukum-hakam. Allah memilih mereka untuk itu dan mengkhususkan urusan ini hanya untuk mereka.” Dalam huraian tambahan al-Qurtubi menyebut lagi: “Telah menjadi ijma’ salaf dan khalaf bahawa tidak ada jalan mengetaui hukum-hakam Allah yang berhubung suruhan dan laranganNya walaupun sedikit, melainkan melalui para Rasul. Sesiapa yang berkata “Disana ada cara lain untuk mengetahui suruhan dan larangan Allah tanpa melalui para rasul atau tidak memerlukan para rasul maka dia adalah kafir, dihukum bunuh……” (jld. 11, m.s. 40-41, cetakan Dar al-Fikr, Beirut).</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Demikian betapa tegasnya al-Imam al-Qurtubi dalam mengulas dakwaan sesat lagi kufur ini bagi membukti betapa bahayanya iktikad yang seperti ini. Bahkan kebanyakan para ulama Ahli as-Sunnah tidak lupa untuk memperingatkan perkara ini setiap kali mereka menyebut kisah Musa dan Khidir bagi memerangi golongan yang mempergunakan tafsiran yang salah lagi sesat ini untuk memperlihatkan keistimewaan diri dan akhir mereka tercerumus ke lembah kekufuran. Umpamanya, lihatlah ulasan yang begitu jelas oleh Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah dalam Majmu’ al-Fatawa dalam menentang kefahaman-kefahaman yang seperti ini. Demikianlah para ulama yang lain bagi setiap zaman. Maka golongan ilmuan yang wujud pada zaman ini juga perlu memerangi perkara yang seperti ini. Ini kerana aliran kepercayaan ini masih wujud dan mempengaruhi kalangan yang jahil dan mencari kesempatan untuk melepaskan diri dari agama. Jika mereka tidak ditentang habis-habisan maka akan hancur binaan Islam dan yang tinggal hanyalah Islam tanpa syariat.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>Donlot juga ceramah beliau berhubung perkara tersebut di <a href="http://www.mediafire.com/?ou36ljwj7us">SINI.</a></i></span> </div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-34708873674184421252011-04-08T21:50:00.000-07:002011-04-08T21:50:56.290-07:00Akademi FantasiaSempena musim terbaru Akademi Fantasia ini sila ikuti komen dan nasihat Dr Mohd Asri Zainul Abidin (bekas Mufti Perlis) terhadap program Akademi Fantasia musim yang lalu.<br />
<br />
<embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" height="320" src="http://www.4shared.com/embed/238088758/c454c8ce" width="450"></embed><br />
<br />
Semoga ada manfaatnya...<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><span id="leoHighlights_iframe_modal_span_container"></span><br />
<div id="leoHighlights_iframe_modal_div_container" onmouseout="leoHighlightsHandleIFrameMouseOut();" onmouseover="leoHighlightsHandleIFrameMouseOver();" style="background-color: white; border: 1px solid black; display: none; height: 40px; position: absolute; visibility: hidden; width: 394px; z-index: 32768;"><div id="leo_iFrame_closebar" style="background-image: url("chrome://shim/content/highlightsFilter-1/header.gif"); height: 40px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 394px; z-index: 32768;"><span id="leoHighlights_iframe_modal_span_container"><a href="javascript:%20leoHighlightsIFrameClose();"> </a></span><br />
<div id="leo_iFrame_close" style="height: 20px; left: 360px; position: absolute; top: 10px; width: 20px;"></div><span id="leoHighlights_iframe_modal_span_container"> </span></div><iframe src="about:blank" frameborder="0" height="100" hspace="0" id="leoHighlights_iframe" marginheight="0" marginwidth="0" name="leoHighlights_iframe" scrolling="no" style="left: 0px; position: absolute; top: 40px;" title="leoHighlights_iframe" vspace="0" width="250"></iframe><span id="leoHighlights_iframe_modal_span_container"> </span></div><script defer="defer" type="text/javascript">
createInlineScriptElement("var%20LEO_HIGHLIGHTS_DEBUG%20%3D%20true%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_DEBUG_POS%20%3D%20false%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_INFINITE_LOOP_COUNT%20%3D%20300%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_MAX_HIGHLIGHTS%20%3D%20200%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_ID%20%3D%20%22leoHighlights_iframe%22%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_DIV_ID%20%3D%20%22leoHighlights_iframe_modal_div_container%22%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_SHOW_DELAY_MS%20%3D%20300%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_HIDE_DELAY_MS%20%3D%20750%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_BACKGROUND_STYLE_DEFAULT%20%3D%20%22transparent%20none%20repeat%20scroll%200%25%200%25%22%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_BACKGROUND_STYLE_HOVER%20%3D%20%20%20%22rgb%28245%2C245%2C0%29%20none%20repeat%20scroll%200%25%200%25%22%3B%0Avar%20_leoHighlightsPrevElem%20%3D%20null%3B%0A%0A/**%0A%20*%20General%20method%20used%20to%20debug%20exceptions%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20location%0A%20*%20@param%20e%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsReportExeception%28location%2Ce%29%0A%7B%0A%20%20%20if%28LEO_HIGHLIGHTS_DEBUG%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20alert%28%22EXCEPTION%3A%20%22+location+%22%3A%20%22+e+%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%22%5Cn%5Ct%22+e.name+%22%5Cn%5Ct%22+%28e.number%260xFFFF%29+%22%5Cn%5Ct%22+e.description%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20is%20a%20dimensions%20object%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20width%0A%20*%20@param%20height%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20LeoHighlightsDimension%28width%2Cheight%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09this.width%3Dwidth%3B%0A%20%20%20%09this.height%3Dheight%3B%0A%20%20%20%09this.toString%3Dfunction%28%29%20%7B%20return%20%28%22%28%22+this.width+%22%2C%22+this.height+%22%29%22%29%3B%7D%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22new%20LeoHighlightsDimension%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20is%20a%20Position%20object%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20x%0A%20*%20@param%20y%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20LeoHighlightsPosition%28x%2Cy%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09this.x%3Dx%3B%0A%20%20%20%09this.y%3Dy%3B%0A%20%20%20%09this.toString%3Dfunction%28%29%20%7B%20return%20%28%22%28%22+this.x+%22%2C%22+this.y+%22%29%22%29%3B%7D%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22new%20LeoHighlightsPosition%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_ADJUSTMENT%20%3D%20new%20LeoHighlightsPosition%283%2C3%29%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_HOVER_SIZE%20%3D%20new%20LeoHighlightsDimension%28394%2C236%29%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_CLICK_SIZE%20%3D%20new%20LeoHighlightsDimension%28394%2C512%29%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_CLOSE_BAR_HEIGHT%20%3D%2040%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_DIV_HOVER_SIZE%20%3D%20new%20LeoHighlightsDimension%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_HOVER_SIZE.width%2C%0A%09%09%09LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_HOVER_SIZE.height+LEO_HIGHLIGHTS_CLOSE_BAR_HEIGHT%29%3B%0Avar%20LEO_HIGHLIGHTS_DIV_CLICK_SIZE%20%3D%20new%20LeoHighlightsDimension%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_CLICK_SIZE.width%2C%0A%09%09LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_CLICK_SIZE.height+LEO_HIGHLIGHTS_CLOSE_BAR_HEIGHT%29%3B%0A%0A%0A/**%0A%20*%20Sets%20the%20size%20of%20the%20passed%20in%20element%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20elem%0A%20*%20@param%20dim%20%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsSetSize%28elem%2Cdim%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09//%20Set%20the%20popup%20location%0A%20%20%20%09elem.style.width%20%3D%20dim.width%20+%20%22px%22%3B%0A%20%20%20%09if%28elem.width%29%0A%20%20%20%09%09elem.width%3Ddim.width%3B%0A%20%20%20%09elem.style.height%20%20%3D%20dim.height%20+%20%22px%22%3B%0A%20%20%20%09if%28elem.height%29%0A%20%20%20%09%09elem.height%3Ddim.height%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsSetSize%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20can%20be%20used%20for%20a%20simple%20one%20argument%20callback%0A%20*%0A%20*%20@param%20callName%0A%20*%20@param%20argName%0A%20*%20@param%20argVal%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsSimpleGwCallBack%28callName%2CargName%2C%20argVal%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20var%20gwObj%20%3D%20new%20Gateway%28%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20if%28argName%29%0A%20%20%20%20%20%20%09gwObj.addParam%28argName%2CargVal%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.callName%28callName%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsSimpleGwCallBack%28%29%20%22+callName%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20gets%20a%20url%20argument%20from%20the%20current%20document.%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20url%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsGetUrlArg%28url%2C%20name%20%29%0A%7B%0A%09%20%20name%20%3D%20name.replace%28/[%5C[]/%2C%22%5C%5C%5C[%22%29.replace%28/[%5C]]/%2C%22%5C%5C%5C]%22%29%3B%0A%09%20%20var%20regexS%20%3D%20%22[%5C%5C?%26]%22+name+%22%3D%28[^%26%23]*%29%22%3B%0A%09%20%20var%20regex%20%3D%20new%20RegExp%28%20regexS%20%29%3B%0A%09%20%20var%20results%20%3D%20regex.exec%28url%29%3B%0A%09%20%20if%28%20results%20%3D%3D%20null%20%29%0A%09%20%20%20%20return%20%22%22%3B%0A%09%20%20else%0A%09%20%20%20%20return%20results[1]%3B%0A%7D%0A%0A%0A/**%0A%20*%20This%20allows%20to%20redirect%20the%20top%20window%20to%20the%20passed%20in%20url%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20url%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsRedirectTop%28url%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%20%20%20%09%0A%20%20%20%09top.location%3Durl%3B%09%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsRedirectTop%28%29%22%2Ce%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20is%20used%20to%20report%20events%20to%20the%20plugin%0A%20*%20@param%20key%0A%20*%20@param%20sub%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsEvent%28key%2C%20sub%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20var%20gwObj%20%3D%20new%20Gateway%28%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.addParam%28%22key%22%2C%20key%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.addParam%28%22sub%22%2C%20sub%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.callName%28%22leoHighlightsEvent%22%29%3B%09%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsEvent%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20find%20an%20element%20by%20Id%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20elemId%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsFindElementById%28elemId%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09var%20elem%3Ddocument.getElementById%28elemId%29%3B%0A%09%09if%28elem%29%0A%09%09%09return%20elem%3B%0A%09%09%0A%09%09/*%20This%20is%20the%20handling%20for%20IE%20*/%0A%09%09if%28document.all%29%0A%09%09%7B%0A%09%09%09elem%3Ddocument.all[elemId]%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%28elem%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09return%20elem%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20for%20%28%20var%20i%20%3D%20%28document.all.length-1%29%3B%20i%20%3E%3D%200%3B%20i--%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09elem%3Ddocument.all[i]%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09if%28elem.id%3D%3DelemId%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20return%20elem%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%7D%0A%09%09%7D%0A%09%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsFindElementById%28%29%22%2Ce%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%09return%20null%3B%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20Get%20the%20location%20of%20one%20element%20relative%20to%20a%20parent%20reference%0A%20*%0A%20*%20@param%20ref%0A%20*%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20the%20reference%20element%2C%20this%20must%20be%20a%20parent%20of%20the%20passed%20in%0A%20*%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20element%0A%20*%20@param%20elem%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsGetLocation%28ref%2C%20elem%29%20%7B%0A%20%20%20var%20count%20%3D%200%3B%0A%20%20%20var%20location%20%3D%20new%20LeoHighlightsPosition%280%2C0%29%3B%0A%20%20%20var%20walk%20%3D%20elem%3B%0A%20%20%20while%20%28walk%20%21%3D%20null%20%26%26%20walk%20%21%3D%20ref%20%26%26%20count%20%3C%20LEO_HIGHLIGHTS_INFINITE_LOOP_COUNT%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20location.x%20+%3D%20walk.offsetLeft%3B%0A%20%20%20%20%20%20location.y%20+%3D%20walk.offsetTop%3B%0A%20%20%20%20%20%20walk%20%3D%20walk.offsetParent%3B%0A%20%20%20%20%20%20count++%3B%0A%20%20%20%7D%0A%0A%20%20%20return%20location%3B%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20is%20used%20to%20update%20the%20position%20of%20an%20element%20as%20a%20popup%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20IFrame%0A%20*%20@param%20anchor%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsUpdatePopupPos%28iFrame%2Canchor%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20//%20Gets%20the%20scrolled%20location%20for%20x%20and%20y%0A%20%20%20%20%20%20var%20scrolledPos%3Dnew%20LeoHighlightsPosition%280%2C0%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20if%28%20self.pageYOffset%20%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20scrolledPos.x%20%3D%20self.pageXOffset%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20scrolledPos.y%20%3D%20self.pageYOffset%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%20else%20if%28%20document.documentElement%20%26%26%20document.documentElement.scrollTop%20%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20scrolledPos.x%20%3D%20document.documentElement.scrollLeft%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20scrolledPos.y%20%3D%20document.documentElement.scrollTop%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%20else%20if%28%20document.body%20%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20scrolledPos.x%20%3D%20document.body.scrollLeft%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20scrolledPos.y%20%3D%20document.body.scrollTop%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20/*%20Get%20the%20total%20dimensions%20to%20see%20what%20scroll%20bars%20might%20be%20active%20*/%0A%20%20%20%20%20%20var%20totalDim%3Dnew%20LeoHighlightsDimension%280%2C0%29%0A%20%20%20%20%20%20if%20%28document.all%20%26%26%20document.documentElement%20%26%26%20%0A%20%20%20%20%20%20%09document.documentElement.clientHeight%26%26document.documentElement.clientWidth%29%0A%20%20%20%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%09totalDim.width%20%3D%20document.documentElement.scrollWidth%3B%0A%20%20%20%20%20%20%09totalDim.height%20%3D%20document.documentElement.scrollHeight%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20else%20if%20%28document.all%29%0A%20%20%20%20%20%20%7B%20/*%20This%20is%20in%20IE%20*/%0A%20%20%20%20%20%09%20%09totalDim.width%20%3D%20document.body.scrollWidth%3B%0A%20%20%20%20%20%20%09totalDim.height%20%3D%20document.body.scrollHeight%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20else%0A%20%20%20%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%09%20totalDim.width%20%3D%20document.width%3B%0A%20%20%20%20%20%20%09%20totalDim.height%20%3D%20document.height%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%0A%20%20%20%20%20%20//%20Gets%20the%20location%20of%20the%20available%20screen%20space%0A%20%20%20%20%20%20var%20centerDim%3Dnew%20LeoHighlightsDimension%280%2C0%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20if%28self.innerWidth%20%26%26%20self.innerHeight%20%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20centerDim.width%20%3D%20self.innerWidth-%28totalDim.height%3Eself.innerHeight?16%3A0%29%3B%20//%20subtracting%20scroll%20bar%20offsets%20for%20firefox%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20centerDim.height%20%3D%20self.innerHeight-%28totalDim.width%3Eself.innerWidth?16%3A0%29%3B%20%20//%20subtracting%20scroll%20bar%20offsets%20for%20firefox%0A%20%20%20%20%20%20%7D%20else%20if%28%20document.documentElement%20%26%26%20document.documentElement.clientHeight%20%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20centerDim.width%20%3D%20document.documentElement.clientWidth%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20centerDim.height%20%3D%20document.documentElement.clientHeight%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%20else%20if%28%20document.body%20%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20centerDim.width%20%3D%20document.body.clientWidth%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20centerDim.height%20%3D%20document.body.clientHeight%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20//%20Get%20the%20current%20dimension%20of%20the%20popup%20element%0A%20%20%20%20%20%20var%20iFrameDim%3Dnew%20LeoHighlightsDimension%28iFrame.offsetWidth%2CiFrame.offsetHeight%29%0A%20%20%20%20%20%20if%20%28iFrameDim.width%20%3C%3D%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%09iFrameDim.width%20%3D%20iFrame.style.width.substring%280%2C%20iFrame.style.width.indexOf%28%27px%27%29%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20if%20%28iFrameDim.height%20%3C%3D%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%09iFrameDim.height%20%3D%20iFrame.style.height.substring%280%2C%20iFrame.style.height.indexOf%28%27px%27%29%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20/*%20Calculate%20the%20position%2C%20lower%20right%20hand%20corner%20by%20default%20*/%0A%20%20%20%20%20%20var%20position%3Dnew%20LeoHighlightsPosition%280%2C0%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20position.x%3DscrolledPos.x+centerDim.width-iFrameDim.width-LEO_HIGHLIGHTS_ADJUSTMENT.x%3B%0A%20%20%20%20%20%20position.y%3DscrolledPos.y+centerDim.height-iFrameDim.height-LEO_HIGHLIGHTS_ADJUSTMENT.y%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20if%28anchor%21%3Dnull%29%0A%20%20%20%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20//centerDim%20in%20relation%20to%20the%20anchor%20element%20if%20available%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20var%20topOrBottom%20%3D%20false%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20var%20anchorPos%3D_leoHighlightsGetLocation%28document.body%2C%20anchor%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20var%20anchorScreenPos%20%3D%20new%20LeoHighlightsPosition%28anchorPos.x-scrolledPos.x%2CanchorPos.y-scrolledPos.y%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20var%20anchorDim%3Dnew%20LeoHighlightsDimension%28anchor.offsetWidth%2Canchor.offsetHeight%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%20%28anchorDim.width%20%3C%3D%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09anchorDim.width%20%3D%20anchor.style.width.substring%280%2C%20anchor.style.width.indexOf%28%27px%27%29%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%20%28anchorDim.height%20%3C%3D%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09anchorDim.height%20%3D%20anchor.style.height.substring%280%2C%20anchor.style.height.indexOf%28%27px%27%29%29%3B%0A%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20//%20Check%20if%20the%20popup%20can%20be%20shown%20above%20or%20below%20the%20element%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%20%28centerDim.height%20-%20anchorDim.height%20-%20iFrameDim.height%20-%20anchorScreenPos.y%20%3E%200%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09//%20Show%20below%2C%20formula%20above%20calculates%20space%20below%20open%20iFrame%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20position.y%20%3D%20anchorPos.y%20+%20anchorDim.height%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20topOrBottom%20%3D%20true%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%7D%20else%20if%20%28anchorScreenPos.y%20-%20anchorDim.height%20-%20iFrameDim.height%20%3E%200%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09//%20Show%20above%2C%20formula%20above%20calculates%20space%20above%20open%20iFrame%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09position.y%20%3D%20anchorPos.y%20-%20iFrameDim.height%20-%20anchorDim.height%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20topOrBottom%20%3D%20true%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%20%28topOrBottom%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20//%20We%20attempt%20top%20attach%20the%20window%20to%20the%20element%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09position.x%20%3D%20anchorPos.x%20-%20iFrameDim.width%20/%202%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%20%28position.x%20%3C%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09position.x%20%3D%200%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20else%20if%20%28position.x%20+%20iFrameDim.width%20%3E%20scrolledPos.x%20+%20centerDim.width%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09position.x%20%3D%20scrolledPos.x%20+%20centerDim.width%20-%20iFrameDim.width%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%7D%20else%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20//%20Attempt%20to%20align%20on%20the%20right%20or%20left%20hand%20side%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20if%20%28centerDim.width%20-%20anchorDim.Width%20-%20iFrameDim.width%20-%20anchorScreenPos.x%20%3E%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20position.x%20%3D%20anchorPos.x%20+%20anchorDim.width%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20else%20if%20%28anchorScreenPos.x%20-%20anchorDim.width%20-%20iFrameDim.width%20%3E%200%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%09position.x%20%3D%20anchorPos.x%20-%20anchorDim.width%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20else%20%20//%20default%20to%20below%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20position.y%20%3D%20anchorPos.y%20+%20anchorDim.height%3B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20%0A%20%20%20%20%20%20/*%20Make%20sure%20that%20we%20don%27t%20go%20passed%20the%20right%20hand%20border%20*/%0A%20%20%20%20%20%20if%28position.x+iFrameDim.width%3EcenterDim.width-20%29%0A%20%20%20%20%20%20%09position.x%3DcenterDim.width-%28iFrameDim.width+20%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20%09%09%0A%20%20%20%20%20%20//%20Make%20sure%20that%20we%20didn%27t%20go%20passed%20the%20start%0A%20%20%20%20%20%20if%28position.x%3C0%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20position.x%3D0%3B%0A%20%20%20%20%20%20if%28position.y%3C0%29%0A%20%20%20%20%20%20%09position.y%3D0%3B%0A%0A%20%20%20%20%20%20if%20%28LEO_HIGHLIGHTS_DEBUG_POS%26%26LEO_HIGHLIGHTS_DEBUG%29%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20alert%28%22%20Popup%20info%20id%3A%20%20%20%20%20%20%20%22%20+iFrame.id+%22%20-%20%22+anchor.id%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5Cnscrolled%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%22%20+%20scrolledPos%20%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5Cncenter/visible%20%20%20%20%22%20+%20centerDim%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5Cnanchor%20%28absolute%29%20%22%20+%20anchorPos%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5Cnanchor%20%28screen%29%20%20%20%22%20+%20anchorScreenPos%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5CnSize%20%28anchor%29%20%20%20%20%20%22%20+%20anchorDim%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5CnSize%20%28popup%29%20%20%20%20%20%20%22%20+%20iFrameDim%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20+%20%22%5CnResult%20pos%20%20%20%20%20%20%20%20%22%20+%20position%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20%7D%0A%0A%20%20%20%20%20%20//%20Set%20the%20popup%20location%0A%20%20%20%20%20%20iFrame.style.left%20%3D%20position.x%20+%20%22px%22%3B%0A%20%20%20%20%20%20iFrame.style.top%20%20%3D%20position.y%20+%20%22px%22%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsUpdatePopupPos%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20show%20the%20passed%20in%20element%20as%20a%20popup%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20anchorId%0A%20*%20@param%20size%0A%20*%20%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsShowPopup%28anchorId%2Csize%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09var%20popup%3Dnew%20LeoHighlightsPopup%28anchorId%2Csize%29%3B%0A%20%20%20%09popup.show%28%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22_leoHighlightsShowPopup%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20transform%20the%20passed%20in%20url%20to%20a%20rover%20url%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20url%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20_leoHighlightsGetRoverUrl%28url%29%0A%7B%0A%09var%20rover%3D%22711-36858-13496-14%22%3B%0A%09var%20roverUrl%3D%22http%3A//rover.ebay.com/rover/1/%22+rover+%22/4?%26mpre%3D%22+encodeURI%28url%29%3B%0A%09%0A%09return%20roverUrl%3B%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20Class%20for%20a%20Popup%20%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20anchorId%0A%20*%20@param%20size%0A%20*%20%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20LeoHighlightsPopup%28anchorId%2Csize%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09this.anchorId%3DanchorId%3B%0A%20%20%20%09this.anchor%3D_leoHighlightsFindElementById%28this.anchorId%29%3B%0A%20%20%20%09this.iFrame%3D_leoHighlightsFindElementById%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_ID%29%3B%0A%20%20%20%09this.iFrameDiv%3D_leoHighlightsFindElementById%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_DIV_ID%29%3B%0A%20%20%20%09%0A%20%20%20%09var%20url%3Dunescape%28this.anchor.getAttribute%28%27leoHighlights_url%27%29%29%3B%0A%0A%20%20%20%09this.iFrame.src%3Durl%3B%0A%0A%20%20%20%09leoHighlightsSetSize%28size%29%3B%0A%20%20%20%09%0A%20%20%20%09this.updatePos%3Dfunction%28%29%20%7B%20_leoHighlightsUpdatePopupPos%28this.iFrameDiv%2Cthis.anchor%29%7D%3B%0A%20%20%20%09this.show%3Dfunction%28%29%20%7Bthis.updatePos%28%29%3B%20this.iFrameDiv.style.visibility%20%3D%20%22visible%22%3B%20this.iFrameDiv.style.display%20%3D%20%22block%22%3B%20this.updatePos%28%29%3B%7D%20%20%20%09%09%0A%20%20%20%09this.scroll%3Dfunction%28%29%20%7B%20this.updatePos%28%29%3B%7D%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22new%20LeoHighlightsPopup%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A*%0A*%20This%20can%20be%20used%20to%20close%20an%20iframe%0A*%0A*%20@param%20id%0A*%20@return%0A*/%0Afunction%20leoHighlightsSetSize%28size%2CclickId%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09/*%20Get%20the%20appropriate%20sizes%20*/%0A%20%20%09%09var%20iFrame%3D_leoHighlightsFindElementById%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_ID%29%3B%0A%20%20%09%09var%20iFrameDiv%3D_leoHighlightsFindElementById%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_DIV_ID%29%3B%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09/*%20Figure%20out%20the%20correct%20sizes%20*/%0A%20%20%09%09var%20iFrameSize%3D%28size%3D%3D1%29?LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_CLICK_SIZE%3ALEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_HOVER_SIZE%3B%0A%20%20%09%09var%20divSize%3D%28size%3D%3D1%29?LEO_HIGHLIGHTS_DIV_CLICK_SIZE%3ALEO_HIGHLIGHTS_DIV_HOVER_SIZE%3B%0A%0A%20%20%09%09/*%20Refresh%20the%20iFrame%27s%20url%2C%20by%20removing%20the%20size%20arg%20and%20adding%20it%20again%20*/%0A%20%20%09%09var%20url%3DiFrame.src%3B%0A%20%20%09%09var%20idx%3Durl.indexOf%28%22%26size%3D%22%29%3B%0A%20%20%09%09if%28idx%3E%3D0%29%0A%20%20%09%09%09url%3Durl.substring%280%2Cidx%29%3B%0A%09%09url+%3D%28%22%26size%3D%22+size%29%3B%0A%09%09if%28clickId%29%0A%09%09%09url+%3D%28%22%26clickId%3D%22+clickId%29%3B%0A%09%09%0A%20%20%09%09iFrame.src%3Durl%3B%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09/*%20Clear%20the%20hover%20flag%2C%20if%20the%20user%20shows%20this%20at%20full%20size%20*/%0A%20%20%09%09if%28size%3D%3D1%26%26_leoHighlightsPrevElem%29%0A%20%20%09%09%09_leoHighlightsPrevElem.hover%3Dfalse%3B%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09_leoHighlightsSetSize%28iFrame%2CiFrameSize%29%3B%0A%20%20%09%09_leoHighlightsSetSize%28iFrameDiv%2CdivSize%29%3B%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsSetSize%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20Start%20the%20popup%20a%20little%20bit%20delayed.%0A%20*%20Somehow%20IE%20needs%20some%20time%20to%20find%20the%20element%20by%20id.%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20anchorId%0A%20*%20@param%20size%0A%20*%20%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsShowPopup%28anchorId%2Csize%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%09%09var%20elem%3D_leoHighlightsFindElementById%28anchorId%29%3B%0A%20%20%09%09if%28_leoHighlightsPrevElem%26%26%28_leoHighlightsPrevElem%21%3Delem%29%29%0A%20%20%09%09%09_leoHighlightsPrevElem.shown%3Dfalse%3B%0A%20%20%09%09elem.shown%3Dtrue%3B%0A%09%09_leoHighlightsPrevElem%3Delem%3B%0A%20%20%20%09%0A%20%20%20%09/*%20FF%20needs%20to%20find%20the%20element%20first%20*/%0A%20%20%20%09_leoHighlightsFindElementById%28anchorId%29%3B%0A%20%20%20%09%0A%20%20%20%09setTimeout%28%22_leoHighlightsShowPopup%28%5C%27%22+anchorId+%22%5C%27%2C%5C%27%22+size+%22%5C%27%29%3B%22%2C10%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsShowPopup%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0A/**%0A*%0A*%20This%20can%20be%20used%20to%20close%20an%20iframe%0A*%0A*%20@param%20id%0A*%20@return%0A*/%0Afunction%20leoHighlightsHideElem%28id%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09/*%20Get%20the%20appropriate%20sizes%20*/%0A%20%20%09%09var%20elem%3D_leoHighlightsFindElementById%28id%29%3B%0A%20%20%09%09if%28elem%29%0A%20%20%09%09%09elem.style.visibility%3D%22hidden%22%3B%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09/*%20Clear%20the%20page%20for%20the%20next%20run%20through%20*/%0A%20%20%09%09var%20iFrame%3D_leoHighlightsFindElementById%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_ID%29%3B%0A%20%20%09%09if%28iFrame%29%0A%20%20%09%09%09iFrame.src%3D%22about%3Ablank%22%3B%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09if%28_leoHighlightsPrevElem%29%0A%20%20%09%09%7B%0A%20%20%09%09%09_leoHighlightsPrevElem.shown%3Dfalse%3B%0A%20%20%09%09%09_leoHighlightsPrevElem%3Dnull%3B%0A%20%20%09%09%7D%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHideElem%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A*%0A*%20This%20can%20be%20used%20to%20close%20an%20iframe.%0A*%20Since%20the%20iFrame%20is%20reused%20the%20frame%20only%20gets%20hidden%0A*%0A*%20@return%0A*/%0Afunction%20leoHighlightsIFrameClose%28%29%0A%7B%0A%20%20try%0A%20%20%7B%0A%09%20%20_leoHighlightsSimpleGwCallBack%28%22LeoHighlightsHideIFrame%22%29%3B%0A%20%20%7D%0A%20%20catch%28e%29%0A%20%20%7B%0A%09%20%20_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsIFrameClose%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20should%20handle%20the%20click%20events%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20anchorId%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsHandleClick%28anchorId%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%09%09var%20anchor%3D_leoHighlightsFindElementById%28anchorId%29%3B%0A%20%20%09%09anchor.hover%3Dfalse%3B%0A%20%20%09%09if%28anchor.startTimer%29%0A%20%20%09%09%09clearTimeout%28anchor.startTimer%29%3B%0A%20%20%20%09%0A%20%20%09%09leoHighlightsEvent%28%22clicked%22%29%3B%0A%20%20%20%09leoHighlightsShowPopup%28anchorId%2C1%29%3B%0A%20%20%20%09return%20false%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHandleClick%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20should%20handle%20the%20hover%20events%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20anchorId%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsHandleHover%28anchorId%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%09%09var%20anchor%3D_leoHighlightsFindElementById%28anchorId%29%3B%0A%20%20%09%09anchor.hover%3Dtrue%3B%0A%20%20%09%09%0A%20%20%09%09leoHighlightsEvent%28%22hovered%22%29%3B%0A%20%20%20%09leoHighlightsShowPopup%28anchorId%2C0%29%3B%0A%20%20%20%09return%20false%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHandleHover%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%09%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20handle%20the%20mouse%20over%20setup%20timers%20for%20the%20appropriate%20timers%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20id%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsHandleMouseOver%28id%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09var%20anchor%3D_leoHighlightsFindElementById%28id%29%3B%09%09%0A%0A%09%09/*%20Clear%20the%20end%20timer%20if%20required%20*/%0A%09%09if%28anchor.endTimer%29%0A%09%09%09clearTimeout%28anchor.endTimer%29%3B%0A%09%09anchor.endTimer%3Dnull%3B%0A%09%09%0A%09%09anchor.style.background%3DLEO_HIGHLIGHTS_BACKGROUND_STYLE_HOVER%3B%0A%09%09%0A%09%09/*%20The%20element%20is%20already%20showing%20we%20are%20done%20*/%0A%09%09if%28anchor.shown%29%0A%09%09%09return%3B%0A%09%09%0A%09%09/*%20Setup%20the%20start%20timer%20if%20required%20*/%0A%09%09anchor.startTimer%3DsetTimeout%28function%28%29%7B%0A%09%09%09leoHighlightsHandleHover%28anchor.id%29%3B%0A%09%09%09anchor.hover%3Dtrue%3B%0A%09%09%09%7D%2C%0A%09%09%09LEO_HIGHLIGHTS_SHOW_DELAY_MS%29%3B%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHandleMouseOver%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20handle%20the%20mouse%20over%20setup%20timers%20for%20the%20appropriate%20timers%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20id%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsHandleMouseOut%28id%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%09%0A%09%09var%20anchor%3D_leoHighlightsFindElementById%28id%29%3B%0A%09%09%0A%09%09/*%20Clear%20the%20start%20timer%20if%20required%20*/%0A%09%09if%28anchor.startTimer%29%0A%09%09%09clearTimeout%28anchor.startTimer%29%3B%0A%09%09anchor.startTimer%3Dnull%3B%0A%09%09%0A%09%09anchor.style.background%3DLEO_HIGHLIGHTS_BACKGROUND_STYLE_DEFAULT%3B%0A%09%09if%28%21anchor.shown||%21anchor.hover%29%0A%09%09%09return%3B%0A%09%09%0A%09%09/*%20Setup%20the%20start%20timer%20if%20required%20*/%0A%09%09anchor.endTimer%3DsetTimeout%28function%28%29%7B%0A%09%09%09leoHighlightsHideElem%28LEO_HIGHLIGHTS_IFRAME_DIV_ID%29%3B%0A%09%09%09anchor.shown%3Dfalse%3B%0A%09%09%09_leoHighlightsPrevElem%3Dnull%3B%0A%09%09%09%7D%2CLEO_HIGHLIGHTS_HIDE_DELAY_MS%29%3B%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHandleMouseOut%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20handles%20the%20mouse%20movement%20into%20the%20currently%20opened%20window.%0A%20*%20Just%20clear%20the%20close%20timer%0A%20*%20%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsHandleIFrameMouseOver%28%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09if%28_leoHighlightsPrevElem%26%26_leoHighlightsPrevElem.endTimer%29%0A%09%09%09clearTimeout%28_leoHighlightsPrevElem.endTimer%29%3B%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHandleIFrameMouseOver%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20handles%20the%20mouse%20movement%20into%20the%20currently%20opened%20window.%0A%20*%20Just%20clear%20the%20close%20timer%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20id%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsHandleIFrameMouseOut%28%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09if%28_leoHighlightsPrevElem%29%0A%09%09%09leoHighlightsHandleMouseOut%28_leoHighlightsPrevElem.id%29%3B%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsHandleIFrameMouseOut%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A/**%0A%20*%20This%20is%20a%20method%20is%20used%20to%20make%20the%20javascript%20within%20IE%20runnable%0A%20*/%0Avar%20leoHighlightsRanUpdateDivs%3Dfalse%3B%0Afunction%20leoHighlightsUpdateDivs%28%29%0A%7B%0A%09try%0A%09%7B%0A%09%09/*%20Check%20if%20this%20is%20an%20IE%20browser%20and%20if%20divs%20have%20been%20updated%20already%20*/%0A%09%09if%28document.all%26%26%21leoHighlightsRanUpdateDivs%29%0A%09%09%7B%0A%09%09%09leoHighlightsRanUpdateDivs%3Dtrue%3B%20//%20Set%20early%20to%20prevent%20running%20twice%0A%09%09%09for%28var%20i%3D0%3Bi%3CLEO_HIGHLIGHTS_MAX_HIGHLIGHTS%3Bi++%29%0A%09%09%09%7B%0A%09%09%09%09var%20id%3D%22leoHighlights_Underline_%22+i%3B%0A%09%09%09%09var%20elem%3D_leoHighlightsFindElementById%28id%29%3B%0A%09%09%09%09if%28elem%3D%3Dnull%29%0A%09%09%09%09%09break%3B%0A%09%09%09%09%0A%09%09%09%09if%28%21elem.leoChanged%29%0A%09%09%09%09%7B%0A%09%09%09%09%09elem.leoChanged%3Dtrue%3B%0A%09%09%09%09%0A%09%09%09%09%09/*%20This%20will%20make%20javaScript%20runnable%20*/%09%09%09%09%0A%09%09%09%09%09elem.outerHTML%3Delem.outerHTML%3B%0A%09%09%09%09%7D%0A%09%09%09%7D%0A%09%09%7D%0A%09%7D%0A%09catch%28e%29%0A%09%7B%0A%09%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlightsUpdateDivs%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%09%7D%0A%7D%0A%0Aif%28document.all%29%0A%09setTimeout%28leoHighlightsUpdateDivs%2C200%29%3B%0A%0A/**%0A%20*%20This%20is%20used%20to%20report%20events%20to%20the%20plugin%0A%20*%20@param%20key%0A%20*%20@param%20sub%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHighlightsEvent%28key%2C%20sub%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%20%20%20var%20gwObj%20%3D%20new%20Gateway%28%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.addParam%28%22key%22%2C%20key%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.addParam%28%22sub%22%2C%20sub%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.callName%28%22LeoHighlightsEvent%22%29%3B%09%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHighlights%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/*----------------------------------------------------------------------*/%0A/*%20Methods%20provided%20to%20the%20highlight%20providers...%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20*/%0A/*----------------------------------------------------------------------*/%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20redirect%20the%20top%20window%20to%20the%20passed%20in%20url%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20url%0A%20*%20@param%20parentId%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHL_RedirectTop%28url%2CparentId%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%09%09leoHighlightsEvent%28%22clicked.2eBay%22%29%3B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsRedirectTop%28url%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHL_RedirectTop%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A%0A/**%0A%20*%20This%20will%20set%20the%20size%20of%20the%20iframe%0A%20*%20%0A%20*%20@param%20url%0A%20*%20@param%20parentId%0A%20*%20%0A%20*%20@return%0A%20*/%0Afunction%20leoHl_setSize%28size%2Curl%29%0A%7B%0A%20%20%20try%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09/*%20Get%20the%20clickId%20*/%0A%20%20%20%09var%20clickId%3D_leoHighlightsGetUrlArg%28%20url%2C%22clickId%22%29%0A%20%20%20%09%0A%20%20%20%20%20%20var%20gwObj%20%3D%20new%20Gateway%28%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.addParam%28%22size%22%2Csize%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20if%28clickId%29%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%20gwObj.addParam%28%22clickId%22%2CclickId+%22_blah%22%29%3B%0A%20%20%20%20%20%20gwObj.callName%28%22LeoHighlightsSetSize%22%29%3B%0A%20%20%20%7D%0A%20%20%20catch%28e%29%0A%20%20%20%7B%0A%20%20%20%09_leoHighlightsReportExeception%28%22leoHl_setSize%28%29%22%2Ce%29%3B%20%20%20%09%0A%20%20%20%7D%0A%7D%0A");
</script><span id="leoHighlights_iframe_modal_span_container"></span>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-57223588639118640452011-02-14T09:46:00.000-08:002011-02-14T09:55:24.667-08:00Pengakuan Seorang Converter<span style="font-size: small;">Berikut saya pastekan pengakuan seorang wanita yang telah masuk Islam pada usianya seawal 15 tahun. Moga ada manfaatnya...</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i>My name is Noora Alsamman. I became a muslimah when I was 15 years old. (Ten years ago) My mom who is Syrian (family from Haleb) born in Detroit and my dad is an american with parents from polish/slovak background. I was also born in Detroit, Michigan. My grandma is maronite and mom catholic and dad catholic. When I was fifteen I wanted to be a nun. I was in my World History Class in highschool and we were studying all the major religions. When we got to Islam I was very much interested and there was an egyptian brother in my class who was correcting the teacher when he made mistakes and I thought wow he (the egyptian brother) must have strong faith to be able correcting the teacher like that.</i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i> </i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i>So one day I asked him what is the difference between catholicism and islam. He said not that much. Well I was not satisfied with his answer so I asked his mom if I could have a copy of the Qur’an in english. She gave me one and when I started to read it I couldn’t put it down. I just keep reading it and I knew it was from GOD. You just know there is NO way a man could write this. And me being a person who apprieciates poetry, so I loved it very much. I found it to be amazing. So I became muslimah in my heart. And then all the hardships started.<a name='more'></a> </i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i>I started praying and fasting, etc. My parents especially my mom started giving me a VERY hard time. Me being so young I imagined they would love Islam the same way I did, but for them it was completely different. They would take my hijab and sajadi (prayer rug) and my Qur’an and materials about Islam. My dad would search my room everyday. And I would hide my hijab in the closet. My mom started trying to forbid me from being friends with muslims and she would call my friend’s parents and tell them stop telling my daughter about islam, because “you are confusing her” she said.</i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i> </i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i>My parents made me go to church and I would just sit there thinking these people are SO lost and this priest how he lies to the people and reads from the bible only what he wants them to hear. And then manipulates the meaning. And one day my mom set up a conference with me and one of the priests. I would say I love Islam and why would you think something so beautiful is so bad? And he would tell me this and that and say some quotes from the bible. He even told me (I had a dream I was going to a muslim country and to the desert wearing hijab) he said this was from satan. Asturghfullah. This man<br />
looked like he had satan in him when he said this! I will never forget the look on his face. I asked Allah subhana wa t’ala to guide me. </i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i>My mom would cook pork for me on purpose and say it was beef, but I checked the wrapper and it said pork. And my dad, who’s parents are polish/slovak ancestors would tell me in this house you are either catholic or you leave. I even had to hide my Qur’an in the air conditioning vent so they wouldn’t get it because they would throw it in the garbage. And they took the lock off my door so praying was VERY hard. They would make fun of me praying. I learned the prayers in arabi my self with a small prayer book. </i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i>I can’t even explain to you how much it would hurt me that my parents were this way towards me and islam. So I started giving my sister 11 years younger than me dawah (explained to her about Islam). My parents told me if I don’t stop it, I had to leave. So I did but I told my sister many things and now she questions why catholics can’t just pray to God and why confession and many other things. Subhana Allah. So I said a prayer that when I was older I would practice islam totally. And I stopped praying for a while asturghfullah. I had no one to support me or give me guidance except my friend’s parents who said listen to your parents. </i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i>My muslim friends didn’t understand what I was going through and they weren’t mature enough or knowledgable enough to teach me and answer the many questions I had. One day(20yrs old) while I was in college/university I called up the lady who had given me the Qur’an because I heard there was a masjid just built nearby. Because before then the closest masjid was 45min-1hr. away. She said they were having a dinner. So I went and when I heard the adhan (call for prayer) I just was so happy and cried. So I learned that you should make the shahada publicly so I did during Ramadhan and I made a commitment to be steadfast and not care what my parents or anyone else said or did. I felt I could relate at this point to Yunus a.s. who was in the belly of the whale. I was/am determined. So I stopped bad habits and left bad company. And surrounded myself with muslims. </i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i>I started wearing hijab and my parents would say you are not going outside like that. But either I did anyway or wouldn’t go. And sometimes I would put on my hijab in my car so they wouldn’t see me because my mom would always say that islam ask to obey your parents, so you must listen to us. And she said you will not wear that thing on your head and you would wear shorts and be stylish. One time my mom didn’t want my sister’s friends to see me wearing hijab so her and my sister grabbed it off my head. And in defence I hit my mom. Asturghfullah. She told me I was selfish for wearing hijab and embaressing my sister and the whole family. She doesn’t like to be seen with me in public in the city she lives. And I really got a hard time from my grandma (sito). I would be praying sometimes and she would yell at me and said Don’t you hear me when I am talking to you. And tell me I look like an old woman wearing abaya and hijab. And Subhana Allah she even said one time she couldn’t believe Isa a.s. was born miraculously. THey would hear me praying the Qur’an and literally make fun and laugh and curse at the words Asturghfullah AlAdheem. </i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i>My grandpa stopped talking to me, my mom told me to go to hell and so did my grandma. My mom even tried to take me to a psyciatrist when I was younger who happened to be yahood (a jew). She explained to him I had become a muslimah and he tried to give me psychotic medicine. I threw it in the garbage. SHU HAD? HUWA MAJNOON. Anyway, I found it VERY hard to study in school with all this craziness going on. I wanted to study Islam and become like a sheikha. So I started looking to get married. And Alhomdulilah I found a good muslim from Damascus Syria. SO I got married and moved from Atlanta to Houston and made neeyah for hijra as well. And like a year later I had a boy named Yousef which I battled for my family to not call him Joseph. Miskeen. Alhomdulilah ana mabsuta kateer and I hope INSHA ALLAH T’ALA to make hijra to Medinatoon Nabi. ALLAH KAREEM. </i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i>Recently Masha Allah I met a sister who is jordanian and she became muslimah. She went through a hard time like me. And I just hear amazing stories about people embracing islam like this jewish guy from NY who moved to jerusalem (Quds) and he became muslim and his moroccan jewish wife became muslimah and kids and he moved to the muslim parts and learned arabi. MASHA ALLAH WAL HOMDULILEH. I just thank Allah swt for giving me hidayah to Islam.</i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i>–<br />
Did you ever question the fact that if Jesus (may the peace and blessings of Almighty God be upon him) was god why would he pray to himself? Ever wonder why the Qur’an is the ONLY book in the world to be memorized by millions of people in arabic (some don’t even speak it). The Qur’an challenges every single human being to find one contradiction in it or flaw in it and it challenges mankind produce another book just like it. Are you up for that challenge??</i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><i><b>As wrote by Noora at <a href="http://wechooseislam.wordpress.com/">We Choose Islam</a></b></i></span>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-33755213952793828162011-01-27T08:05:00.000-08:002011-01-27T08:10:40.070-08:00Emak Ingin Naik Haji<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHn1GwRDO8rYj7Ell_reGBGHWAJRIunrnzfpgcLhnJ6hbI1ooLUh92OHxyvvqom57kQBcKODDZb7Cnpn7z6nJlW83pQicGotkqa3qt3LaGYQX-WYyUdWIvlPl7eGRw7S1jq7epMOcvqpk/s1600/haji.bmp" imageanchor="1" style="cssfloat: left; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" s5="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHn1GwRDO8rYj7Ell_reGBGHWAJRIunrnzfpgcLhnJ6hbI1ooLUh92OHxyvvqom57kQBcKODDZb7Cnpn7z6nJlW83pQicGotkqa3qt3LaGYQX-WYyUdWIvlPl7eGRw7S1jq7epMOcvqpk/s320/haji.bmp" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Menonton filem ini membuatkan aku rasa sebak sendiri. Betapa terlalu sedikit pengorbanan ku kepada arwah mak dan bapak waktu mereka hidup dulu. Untunglah bagi mereka yang masih punya emak dan bapak untuk bermanja dan membalas jasa-jasa mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Walau pun filem ini kurang berkualiti gambarnya (filem 2009) dan di"sedut" dari CD pulak tu, bukannya bluray dsbnya, ditambah pula dengan bahasa indonesia yang mungkin tak ramai yang meminatinya, tapi tema, jalan cerita dan pengajarannya membuatkan filem ini tidak rugi untuk didonlot dan ditonton bersama keluarga. Akan lebih indah lagi jika ia ditonton bersama emak tercinta.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sinopsis filem ini adalah spt berikut :</div><div style="text-align: justify;"><em>Kisah diawali dengan kehidupan Zein (Reza Rahadian) dan Emak (Aty Kanser) di pesisir pantai. Zein yang sibuk dengan hidup rumah tangganya, akhirnya harus menerima kenyataan pernikahannya gagal dan harus menjadi duda. Hidup berdua, setelah sang ayah dan kakaknya meninggal, membuat Zein sangat menyayangi emaknya. Untuk hidup sehari-harinya, Zein bekerja sebagai penjaja lukisan keliling. Emak sendiri bekerja sebagai pembantu di keluarga Bang Haji (Didi Petet).</em><em><br />
</em></div><em>Suatu hari, Zein menyadari ada satu mimpi emaknya yang belum terwujud, yakni menunaikan ibadah haji. Sadar bahwa bukan orang berada, Emak rela menabung bertahun-tahun untuk mewujudkan mimpinya. Zein yang melihat semangat sang emak untuk bekerja dan menabung meski usia emaknya sudah tidak muda lagi, membuat hatinya tergerak. Secara tak sengaja, ia melihat program undian berhadiah yang hadiahnya naik haji jika berbelanja suatu produk dengan kelipatan tertentu. Ia pun mengumpulkan kupon undian yang dibuang pengunjung. Selang beberapa hari kemudian, di sebuah koran ia melihat pengumuman undian tersebut. Antara percaya dan tidak, nombor undian milik Zein lah yang memenangkan hadiah utama untuk naik haji.</em><br />
<em>Bagaimana kisah selanjutnya??? Donlot dan tontonlah sendiri.......</em><br />
<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?mwng04tnzmk">CD1</a> <br />
<a href="http://www.mediafire.com/?uwlnqmaggym">CD2</a><br />
<br />
<em>Terima kasih kepada <span style="color: red;">akhdian.com</span> yang sudi berkongsi filem ini.</em>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-42413730749332282322010-12-13T19:23:00.000-08:002010-12-15T06:19:45.991-08:00Kitab Shahih Bukhari + Terjemahan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPWx91zPPk9ZiQ24KEmlvS8hBIF8hWDgKCQxwDIQcZH4_ab7zwYBZi_viCj9couO1PXS42UTHtDxF4FAXirt3nRS8INaWrwFk19v-dK0Mo8Q8VS2YQQ2xzfgQCzS4oNOuqtve-lUcky5Q/s1600/cover-shahih-bukhari.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPWx91zPPk9ZiQ24KEmlvS8hBIF8hWDgKCQxwDIQcZH4_ab7zwYBZi_viCj9couO1PXS42UTHtDxF4FAXirt3nRS8INaWrwFk19v-dK0Mo8Q8VS2YQQ2xzfgQCzS4oNOuqtve-lUcky5Q/s200/cover-shahih-bukhari.JPG" width="136" /></a></div>Kitab Shahih Bukhari (format PDF), kitab rujukan selepas Al-Quran, lengkap dengan terjemahan bahasa melayu sedia untuk didonlot.<br />
<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?4wnym9rpywe1zzv">Part 1</a><br />
<a href="http://www.mediafire.com/?y88ouizdvupm2pn">Part 2</a><br />
<br />
Sila Join guna File splitter & joiner yg boleh donlot di <a href="http://www.jaist.ac.jp/~hoangle/filesj/#Download">SINI</a> dan selepas itu extract guna winrar.<br />
<br />
Berikut disisipkan satu hadis yang terdapat dalam Kitab Shaum (puasa) Hadis no. 1863 Sahih Bukhari.<br />
<br />
<br />
<em><strong><span style="color: red;">Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya bahwa 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Orang-orang Quraisy pada masa Jahiliyah melaksanakan puasa hari 'Asyura' dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya. Ketika Beliau sudah tinggal di Madinah Beliau tetap melaksanakannya dan memerintahkan orang-orang untuk melaksanakannya pula. Setelah diwajibklan puasa Ramadhan Beliau meninggalkannya. Maka siapa yang mau silakan berpuasa dan siapa yang tidak mau silakan meninggalkannya".</span></strong></em><br />
<br />
Semoga mendapat manfaat.Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-12484242822739850792010-12-10T15:17:00.000-08:002010-12-10T15:18:20.845-08:00Muharram Bukan Bulan Nabi BerhijrahSebenarnya, banyak perkara dalam mengambil fakta agama dibuat secara ikutan tanpa penelitian dan semakan yang pasti. Kita sering mengikut apa yang orang lain sebut atau ungkapkan tanpa kita memastikan ketepatannya. Malang sekali, bukan sahaja berlaku dalam kalangan masyarakat awam, tetapi juga dalam kalangan mereka yang terpelajar. Untuk menjawab soalan saudara, saya ingin sentuh beberapa perkara berikut;<br />
<br />
<br />
1. Bulan Muharram adalah bulan pertama yang dipilih oleh Saidina ‘Umar bin al-Khattab untuk kiraan bulan bagi tahun hijrah. Maksudnya, dua belas bulan dalam satu tahun, Saidina ‘Umar al-Khattab r.a. membuat keputusan untuk memilih Muharram sebagai bulan pertama bagi tahun Hijrah. Ini seperti bulan Januari bagi tahun masihi. Maka, telah berlaku salahfaham sesetengah pihak lalu menganggap Nabi s.a.w berhijrah dalam bulan Muharram. Itu andaian yang tidak tepat.<br />
<br />
2. Dahulunya, orang Arab tidak mempunyai kiraan tahun. Mereka hanya mempunyai kiraan bulan dengan nama bulan seperti yang digunakan oleh umat Islam. Nama bulan-bulan hijrah kita hari ini diambil dari nama bulan-bulan ‘Arab. Cumanya, Arab tidak mempunyai kiraan tahun seperti mana bangsa Rumawi yang mempunyai kiraan tahun masihi mereka.<br />
<br />
Di zaman Saidina Umar, umat Islam mencadangkan agar diwujudkan kiraan tahun bagi kalender umat Islam. Pelbagai cadangan diberikan termasuk dicadangkan tahun kelahiran Nabi s.a.w. untuk dijadikan tahun pertama kiraan kalendar umat Islam Namun ditolak oleh Amirul al-Mukminin Umar bin al-Khattab r.a. Beliau kemudiannya bersetuju tahun Nabi s.a.w berhijrah dijadikan tahun pertama kiraan tahun dalam kalendar umat Islam.<br />
<br />
Kemudian timbul pula persoalan bulan manakah patut dijadikan bulan pertama. Pelbagai cadangan diberikan, termasuk bulan Ramadan. Namun, Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khattab r.a menolaknya kemudian memilih bulan Muharram. Ini disebabkan bulan tersebut umat Islam baru sahaja menyelesaikan ibadah haji. Bukan kerana bulan tersebut Nabi s.a.w berhijrah.<br />
<br />
3. Sejarahwan besar al-Hafizd al-Imam Ibn Kathir (w. 774H) menyebut dalam karya sejarahnya al-Bidayah wa al-Nihayah:<br />
<br />
Kata Muhammad bin Sirin: Seorang lelaki datang kepada Umar dan berkata: “Tetapkan tarikh seperti mana orang bukan arab lakukan dengan menulis pada bulan tertentu dan tahun tertentu”. Jawab Umar: “Cadangan yang baik”. Mereka berkata: “Tahun bila kita hendak mulakan?”. Ada yang mencadangkan tahun kebangkitan Nabi s.a.w, ada pula cadangan tahun kewafatan dan lain-lain. Lalu mereka bersetuju tahun baginda berhijrah. Lalu mereka bertanya lagi: “Bulan manakah hendak kita mulakan?”. Ada yang mencadangkan Ramadan. Ada yang mencadangkan “Muharram kerana ia bulan yang orangramai baru sahaja selesai menunaikan haji dan ia juga termasuk dalam bulan-bulan haram”. Lalu mereka pun bersetuju menjadikan bulan Muharram bulan yang pertama. (al-Bidayah wa al-Nihayah, 3/252, Beirut: Dar al-Fikr).<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Riwayat ini jelas menunjukkan pemilihan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijrah bukanlah kerana ia bulan yang Nabi s.a.w berhijrah padanya. Ia hanya bulan pilihan yang dijadikan bulan pertama bagi kalendar hijrah.<br />
<br />
<br />
<br />
4. Menurut para pengkaji Sirah Nabi s.a.w, hijrah berlaku dalam Bulan Rabi’ul Awwal, bukan Bulan Muharram. Ini disebut dalam pelbagai riwayat. Sebuah karya kajian sirah Nabi s.a.w yang mendapat anugerah dan pengiktirafan besar dalam dunia Islam iaitu al-Rahiq al-Makhtum karangan al-Syeikh al-Mubarakfuri telah menyimpulkan bahawa Nabi s.a.w keluar dari rumah baginda ke rumah Abu Bakar al-Siddiq pada malam 28 haribulan Safar, tahun ke empat belas selepas menjadi rasul. Dari situ, baginda bersama Abu Bakar ke Gua Thur. Mereka berdua berada dalam gua tersebut selama tiga malam. Pada hari pertama bulan Rabiul Awwal baginda dan Abu Bakar keluar dari Gua Thur lalu memulakan hijrah ke Yathrib (Madinah). Mereka dipandu oleh Abdullah bin ‘Uraiqit. Pada hari Isnin, 8 Rabiul Awwal, Nabi s.a.w sampai ke Quba. Baginda berada di Quba selama empat hari dan mengasaskan Masjid Quba. Pada 12 Rabiul Awwal, selepas solat Jumaat, barulah baginda memasuki Yathrib yang kemudian dinamakan Madinah. Inilah kesimpulan yang diambil dari pelbagai riwayat serta catatan ahli sejarah dan hadis. (lihat perincian: al-Mubarakfuri, al-Rahiq al-Makhtum, 163-172. Beirut: Muassasah Fuad).<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar Hiasan - Gua Thur<br />
<br />
<br />
<br />
5. Dengan ini, berdasarkan maklumat yang dinyatakan tadi, jelas bulan muharram bukanlah bulan baginda Nabi s.a.w berhijrah, ataupun memulakan hijrah. Kesimpulannya; baginda keluar dari rumah pada akhir bulan Safar. Memulakan hijrah pada hari pertama Rabiul Awwal dan sampai ke Madinah pada 12 Rabiul Awwal. Jika ada perbezaan pendapat dalam kalangan sejarahwan, ia berkisar pada hari-hari yang disebutkan itu sahaja. Adapun bulan, mereka bersetuju hijrah Nabi s.a.w pada Rabiul Awwal. Dengan itu, kita sepatutnya tahu bahawa bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kiraan kalendar hijrah, bukan bulan hijrah Nabi s.a.w.<br />
<br />
<br />
<br />
6. Penetapan kalendar hijrah yang dibuat oleh Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab r.a adalah langkah yang tepat bagi memenuhi keperluan urusan pentadbiran dan kehidupan umat Islam. Walaupun idea itu bermula dari cadangan meniru cara pengurusan bukan muslim, tetapi meniru bukan muslim dalam perkara yang bukan ibadah dan pula dapat memberikan faedah kepada umat Islam adalah sesuatu yang diizinkan, bahkan disuruh oleh Islam. Langkah Saidina Umar r.a. itu telah membantu pengurusan dan pentadbiran umat Islam sepanjang zaman. Maka, penetapan tarikh bagi tahun hijrah bukanlah bagi mengujudkan satu upacara agama, tetapi untuk urus tadbir umat.<br />
<br />
<br />
<br />
7. Setelah kita jelas tentang latar penetapan tahun hijrah, iaitu ia berlaku pada zaman Saidina Umar bin al-Khattab r.a bukan pada zaman Rasulullah s.a.w, maka sudah pastilah tiada apa-apa upacara ibadah khusus –sama ada solat khusus, atau puasa khusus atau bacaan khusus- yang Nabi s.a.w lakukan sempena tahun baru hijrah kerana kiraan tahun baru hijrah belum bermula pada zaman baginda. Pada zaman Umar dan khalifah-khalifah selepas Umar juga tiada sebarang upacara ibadah khusus sempena kedatangan tahun baru hijrah. Sebaik-baik petunjuk dalam ibadah ialah petunjuk Nabi s.a.w dan al-Khalafa al-Rasyidin.<br />
<br />
<br />
<br />
8. Setiap hari, setiap waktu umur kita bertambah atau meningkat. Sama ada memasuki tahun baru atau tidak, hayat kita tetap bertambah singkat dan ajal semakin dekat. Setiap kita disuruh untuk berazam ke arah yang lebih baik, samada menjelang atau belum tahun yang baru. Itulah kehidupan dan jiwa seorang muslim. Masa tidak selalu menunggu kita. Kabaikan jangan ditangguh, keburukan jangan ditanggung. Jangan menunggu tahun baru untuk berubah kepada yang lebih baik. Jangan menunggu tahun baru untuk meninggalkan keburukan. Itulah jalan hidup yang patut kita fahami dan hayati. Itu sikap golongan soleh sepanjang zaman. Mereka sentiasa memohon kebaikan dan sentiasa beristighfar kepada Allah.<br />
<br />
<br />
9. Jika tahun baru hendak diingati atau dihayati, mungkin di sudut kedatangan tahun baru boleh menjadi pemangkin semangat dan azam. Membantu penilaian dan perancangan. Maka, ia akan menggalakkan kita memuhasabah diri; apakah kejayaan amalan baik atau dosa yang telah kita lalui tahun lalu? Juga, yang penting apakah perancangan dan azam kebaikan bagi kalendar yang akan datang. Maka kita pun berazam ke arah prestasi yang lebih baik.<br />
<br />
<em>Di"copy-paste" dari laman asalnya : </em><a href="http://drmaza.com/home/?p=1297#more-1297"><em>Minda Tajdid</em></a>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-27915197066232827242010-11-24T19:02:00.000-08:002010-11-24T19:02:19.805-08:00KORBAN JANGAN JADI UPAH<div align="left">Menjelang musim hariraya korban, maka mungkin beberapa peringata patut diulangi agar amalan korban kita benar-benar memenuhi tuntutan syarak. Antaranya, daging korban tidak boleh dijual oleh pembuat korban, sama ada dengan cara tukaran wang atau tukaran tenaga kerja. Apa sahaja transaksi yang membawa erti ‘menjual binatang yang telah dikorbankan’ samada dengan tukaran duit atau tenaga atau selainnya, adalah dilarang.</div><div align="left"><br />
</div><div align="left">Ini kerana para fuqaha (sarjana fekah) bersependapat bahawa adalah haram hukumnya daging sembelihan korban (al-adhiyah) itu dijual. Kata Ibn Rusy di dalam Bidayah al-Mujtahid:</div><div align="left"><br />
</div><blockquote>“Pada pengetahuanku para ulama telah sepakat bahawa tidak diharuskan menjual daging korban” (1/703, Beirut: Dar al-Khair)<br />
<a name='more'></a></blockquote><strong>Upah Hasil Korban</strong><br />
Secara umumnya menjual daging korban oleh pembuat korban itu dilarang ini telah diketahui oleh kebanyakan kita. Namun ada yang terlupa bahawa syarak juga menetapkan bahawa memberi daging korban kepada penyembelih atau pelapah atau sebagai sebagai upah hasil kerja yang mereka lakukan adalah termasuk juga dalam hukum jual beli. Iaitu menjual daging untuk membeli tenaga kerja. Larangan memberikan daging atau selainnya sebagi upah kerja kepada penyembelih adalah termaktub dalam hadis-hadis yang sahih yang diriwayat oleh al-Bukhari dan Muslim. Daripada `Ali bin Abi Talib r.a, katanya:<br />
<blockquote>“Rasulullah s.a.w. telah memerintahkan aku menyembelih unta-untanya (sembelihan ketika haji). Baginda memerintahkan agar aku mensedekahkan daging, kulit dan apa yang menutupi belakang unta-unta itu (seperti pelana dan seumpamanya). Baginda juga memerintahkan agar aku tidak memberikan kepada al-Jazzar (penyembelih dan pelapah) sedikit pun darinya.” (Riwayat al-Bukhari Muslim).</blockquote><div style="text-align: center;"><img src="http://drmaza.com/home/wp-content/korban1.jpg" /></div><div align="center"><em>Gambar Hiasan</em></div>Di dalam riwayat al-Imam Muslim ditambah dengan ucapan Saidina `Ali: <em>“Kami memberikan kepada penyembelih dan pelapah upah daripada (harta) kami sendiri”.</em><br />
Ya, walaupun hadis di atas berkaitan dengan sembelihan haji namun sama juga hukumnya dalam masalah korban. Apa yang penting ialah larangan menjadikan sembelihan yang disembelih bagi melaksanakan suatu tuntutan ibadat sebagai bahan jual beli, iaitu membeli tenaga kerja dengan bayaran daging sembelihan korban atau <em>al-hadi</em> (sembelihan haji).<br />
Ini telah dijelaskan oleh al-Imam as-Son `ani dalam Subulus as-Salam, katanya:<br />
<blockquote>“Hadis ini menunjukkan bahawa disedekahkan kulit dan apa yang menutupi binantang korban sepertimana disedekahkan dagingnya. Ianya tidak boleh diberikan kepada penyembelih atau pelapah sedikitpun darinya. Ini kerana termasuk dalam hukum jualan disebabkan kedudukannya sebagai upah. Hukum sembelihan korban sama juga dengan hukum sembelih haji dimana daging dan kulitnya tidak boleh dijual juga tidak boleh diberikan kepada penyembelih dan pelapah sedikitpun daripadanya. (4/148. Beirut: Dar al-Ma’rifah)</blockquote><strong>Larangan</strong><br />
Dengan hadis di atas jelas bahawa dilarang sesiapa yang melakukan korban memberikan daging atau apa-apa bahagian yang boleh dimanfaatkan dari binatang korban kepada penyembelih atau pelapah sebagai upah, seperti memberi daging atau kulit atau apa yang ada dibelakang binatang tersebut seperti pelana dan lain-lainnya. Sehingga al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim mengkritik pendapat Hasan al-Basri yang membenarkan diberikan kulit kepada penyembelih atau pelapah. Al-Imam an-Nawawi terus mengulas ringkas pendapat ini dengan katanya:<br />
<blockquote>“Pendapat ini telah memcampakkan (membelakangi) sunnah” (juz. 9 m.s. 435 Cetakan Dar al-Khair, Beirut)</blockquote>Ketika mengulas Saidina Ali bin Abi Talib di atas, al-Imam al-Imam an-Nawawi menyatakan dalam Syarh Sahih Muslim:<br />
<blockquote>“Hadis ini meminta agar kita tidak memberikan kepada penyembelih dan pelapah bahagian dari sembelihan korban kerana jika diberi kepadanya sebagai ganjaran kepada pekerjaannya sama ertinya dengan menjual satu juzuk darinya. Ini adalah tidak dibolehkan” (9/435 Cetakan Dar al-Khair, Beirut).</blockquote><div style="text-align: center;"><img src="http://drmaza.com/home/wp-content/korban2.jpg" /></div><div align="center"><em>Gambar Hiasan</em></div> Maksud al-Nawawi ialah dengan perbuatan ini bererti kita telah menjual daging korban sebagai tukaran dengan khidmat penyembelihan. Al-Imam al-Nawawi dalam kitabnya yang lain iaitu al-Majmu’ sekali lagi menegaskan pendirian al-Mazhab al-Syafi`, katanya:<br />
<blockquote>“Telah sepakat al-Imam al-Syafi`i dan tokoh-tokoh mazhab al-Syafi`i bahawa tidak boleh sedikit pun dari sembelihan semasa haji dan `umrah dan sembelihan korban dijual. Samada ia korban nazar atau sunat. Ini termasuk daging, lemak, kulit, tanduk, bulu dan sebagainya. Tidak boleh pula kulit atau selainnya dijadikan upah untuk penyembelih ..”(8/419-420. Beirut: Dar al-Fikr)</blockquote>Kata al-Imam Taqiyuddin al-Syafi`i di dalam kitabnya Kifayah al-Akhyar:<br />
<blockquote>“Tidak boleh dijadikan bahagian dari korban itu sebagai upah untuk penyembelih walaupun korban itu adalah korban sunat.( m.s 149. Beirut: Dar So`ab)</blockquote>Kata al-Syeikh Muhammad Abd al-Qadir Abu Faris dalam kitabnya Ahkam al-Zabaih fi al-Islam:<br />
<blockquote>“Tidak halal (haram) bagi sesiapa yang melakukan korban memberi walaupun sedikit bahagian korban kepada penyembelih sebagai upah sembelihan atau melapah.( m.s. 143. Ctk.: Jordan: Maktabah al-Manar)</blockquote>Seperti yang ditegaskan tadi bahawa termasuk dalam larangan ini ialah memberikan bahagian korban kepada sesiapa sahaja yang terlibat dalam pengurusan korban atas dasar upah atau kerja yang dilakukannya.<br />
<strong>Beri Upah Asing</strong><br />
Mungkin akan timbul persoalan apakah para petugas sembelihan tidak memperolehi apa-apa ganjaran dari kerja yang mereka lakukan? Kita perlu jelas bahawa hadis-hadis tersebut bukan melarang memberikan upah kepada para peneyembelih atau pelapah. Larangan dalam hadis-hadis berkenaan hanya jika upah itu diambil dari bahagian korban. Adapun jika upah itu berbentuk wang atau selainnya yang tidak dari bahagian korban maka itu adalah tidak termasuk dalam larangan, bahkan adalah sepatut kerja dan tenaga seseorang itu dibayar upah. Sebab itu dalam riwayat tambahan al-Imam Muslim yang disebutkan tadi, Saidina Ali menyebut:<em> “Kami memberikan kepada penyembelih atau pelapah dari harta kami sendiri”.</em> Ertinya mereka akan tetap mendapat ganjaran dari hasil kerja mereka melalui upah yang beri dari wang atau sebagainya tetapi bukan upah itu tidak diambil dari bahagian korban.<br />
Setelah melihat penjelasan ringkas ini maka perlulah kita sedari kalaulah amalan ini diteruskan iaitu mengambil mana-mana bahagian dari binatang korban yang disembelih samada daging, kulit atau sebagai upah bererti kita telah merosak pahala korban yang dijanji. Kata Mustafa al-Khin dan Mustafa al-Bugha dalam Al-Fiqh al-Manhaji ketika menjelas fiqh korban di dalam mazhab al-Syafi`i:<br />
<blockquote>“Tidak boleh untuk sesiapa yang melakukan korban itu menjual atau memberinya kepada penyembelih sebagai upah sembelihan, kerana ini mengurangkan apa yang dikorbankan dan merosakkannya”.( juz 1 m.s.235. Ctk. Dar al-Qalam, Damsyik.)</blockquote><strong>Syarat Dibolehkan</strong><br />
Walau bagaimanapun pemberian kepada penyembelih dari bahagian korban dibolehkan sekiranya ia diberikan bukan di atas dasar upah. Perkara ini dapat diukur dengan diandaikan sekiranya penyembelih atau pelapah tidak melakukan kerja-kerja tersebut pun sememangnya bahagian tersebut ingin diberikan kepadanya. Sebaliknya jika diandaikan jika tidak kerana kerja yang dilakukan maka sudah tentu dia tidak memperolehi bahagian tersebut, maka ini dianggap sebagai upah. Ia merosakkan korban. Kata Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh:<br />
<blockquote>“Jika diberi kepada penyembelih dari apa yang dikorban disebabkan kefakirannya atau sebagai hadiah maka ini tidak mengapa“. (juz. 3/ m .s.633. ctk. Dar al-Fikr, Damsyik.)</blockquote>Ini seperti memberikan kepada penyembelih di atas dasar kemiskinan atau persahabatan yang sekirannya tanpa kerja yang telah dilakukan pun dia tetap akan diberikan. Dalam contoh yang lain, diberikan kepada penyembelih atau pelapah atau petugas upah mereka dalam bentuk wang umpamanya, kemudian ketika dibahagi-bahagikan daging kepada orangramai maka turut diberikan kepada penyembelih atau pelapah atas dasar pemberian biasa, setelah mereka memperolehi upah yang sebenar dalam bentuk wang. Perkara seperti ini tentulah dibolehkan kerana pemberian itu tidak lagi di atas dasar upah dari bahagian korban kerana upah yang sebenar telah mereka perolehi.<br />
Kata as-Syaukani dalam <em>Nail al-Autar </em>bahawa diriwayatkan daripada Ibn Khuzaimah dan al-Baghawi bahawa dibolehkan memberi bahagian korban kepada penyembelih jika dia adalah seorang yang fakir dan setelah diberi kepadanya upah yang lain (selain dari bahagian korban). (5/221. Beirut: Dar al-Jil)<br />
Apa yang dikehendaki dari keterangan di atas, agar bahagian yang diperolehi oleh penyembelih atau pelapah atau petugas itu tidak disebabkan oleh kerja yang dilakukannya. Jika ini berlaku bererti telah melanggar larangan Rasulullah dan membatalkan korban.<br />
Setelah kita melihat dalil yang sohih iaitu larangan baginda Nabi dalam hal ini serta ulasan yang jelas yang dibuat oleh para ulama, maka hendaklah kita menjaga agar tidak melanggarnya. Cara penyelesaiannya telah ditunjukkan oleh Saidina `Ali di dalam hadis yang yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim tadi iaitu kita <strong>memberikan upah dari duit kita sendiri bukan dari bahagian korban yang mengakibatkan rosaknya korban yang kita lakukan</strong>.<br />
Sesungguhnya sikap bakhil atau mengambil kesempatan melepaskan diri dari upah wang ringgit kepada penyembelih atau pelapah dan seumpamanya dengan cara memberikan daging atau bahagian korban kepada mereka adalah lambang ketidaktulusan.<br />
<br />
<b><i>Sebagaimana yang dinukilkan di <a href="http://drmaza.com/home/?p=1289#more-1289">MINDA TAJDID</a></i></b>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-83299045947779835252010-10-07T17:39:00.000-07:002010-10-07T17:40:08.969-07:00ANTARA BEIJING DAN KAHERAH: ISLAM DI MANA ARAH?Ada beberapa persamaan antara Beijing dan Kaherah dari sudut sejarah ketamadunan silam. Kedua-dua kota ini menyimpan sejarah ketamadunan ribuan tahun lamanya. Di Beijing, ada Tembok Besar China yang merupakan salah satu perkara ajaib dunia. Tembok yang begitu besar dibina merentasi pergunungan sejauh 5000 kilometer. Bayangkan hebatnya manusia di China ketika hampir tiga ribu tahun yang lalu.<br />
<br />
Mengkagumkan! Di Mesir pula terdapat pyramid yang sudah berusia mungkin melebihi lima ribu tahun. Seni bina yang hebat. Ia juga salah satu perkara ajaib di dunia ini. Ya, kedua binaan itu juga menyimpan sejarah kezaliman dan kerakusan kuasa.Maka, berdasarkan kemampuan teknologi binaan, sepatutnya kedua-dua negara ini mampu menjadi negara yang maju, kerana tamadun di tempat mereka sudah lama bermula. Jika tidak pun di tempat teratas, mereka sepatutnya melangkah mendahului banyak negara lain. Ya, China memang maju ke hadapan dan sedang menjadi kuasa besar ekonomi dunia hari ini, setelah sekian lama menjadi kuasa besar senjata dunia. Malangnya, Mesir pula, terus mundur dan kotor, terus meminta <i>‘sedekah’</i> dan bantuan kewangan dari negara-negara besar. Hutangnya yang begitu tinggi menjadikan ia sering menghambakan diri kepada kuasa lain. <br />
<br />
Bacalah artikel ini selengkapnya <a href="http://drmaza.com/home/?p=1239#more-1239">di laman asalnya.</a> Semoga dapat memberi keinsafan kepada kita.<br />
Wallahu 'Alam.Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-3118567172624751652010-09-24T06:32:00.000-07:002010-09-24T06:32:48.832-07:00Alahai.... dah nak raya...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtBxpYhN7T2irYeuQ9_r6794fwH0EBPzNSzWV_bQvn4Fl8VWO-Ac8chs9VZ8ZtWwJ-1E0bQjQkXQ_4hfRZ5Tl1wEo4TKvc9GBsukQUjQ9gFVqn5BmEUoREiJH7BwroabcLqFE8p2MWujU/s1600/kemalanga-ngeri-di-hari-raya.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtBxpYhN7T2irYeuQ9_r6794fwH0EBPzNSzWV_bQvn4Fl8VWO-Ac8chs9VZ8ZtWwJ-1E0bQjQkXQ_4hfRZ5Tl1wEo4TKvc9GBsukQUjQ9gFVqn5BmEUoREiJH7BwroabcLqFE8p2MWujU/s320/kemalanga-ngeri-di-hari-raya.JPG" width="300" /></a></div>Alahai dah nak raya rupanya... makin dekat raya, makin takut dibuatnya. Sebab apa? Apa tidaknya rekod accident setiap tahun sangat menakutkan. Selalu pecah rekod tahun sebelumnya! Buat la Ops! apa pun, Opocot! juga jawabnya.<br />
<br />
Bala apakah ini?? Saya selongkar punca bala’ boleh diturunkan, menyingkap ibadah Ramadhan orang Melayu kita. Syariat agama yang sudah bertukar menjadi budaya. Puasa tapi tak solat. Puasa tapi tak tutup aurat. Berbuka ikut nafsu bukan ikut nabi berlebih-lebih dan membazir.<br />
Di hotel kita makan sekehendak perut awalnya saja ikut sunnah nabi seterusnya ikut sunnah Yahudi lepas kurma bubur, lepas bubur pasembur, lepas pasembur sup, lepas sup satay, lepas satay nasi dengan lauk penuh pinggan air 3 jenis tak termasuk cendol semuanya tak habis. Maghrib entah ke mana. Hotel yang kaya. Hotel tak ambil peduli soal solat mereka yang berbuka.<br />
<br />
Sila baca lanjutan artikel ini dr <a href="http://www.kalamnurani.com/2009/09/23/bidaah-dihari-raya-bala-di-jalan-raya/">blog asalnya. </a><br />
Tonton juga video <a href="http://www.youtube.com/watch?v=LeK_GrirHzw&feature=related">INI. </a>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-41455076227386230132010-05-21T08:12:00.001-07:002010-05-21T08:59:20.268-07:00Penentuan Arah Kiblat melalui Istiwa' AdzamMenentukan arah kiblat ketika matahari sedang mengalami istiwa utama dengan Kaabah merupakan kaedah tradisional falak yang popular di negeri-negeri nusantara. Istiwa utama matahari di Kaabah atau dinamakan istiwa adzam merupakan fenomena di mana matahari akan berada tepat di titik zenit (ghayah) ketika istiwa. Peristiwa ini akan berlaku dua kali dalam setahun, apabila nilai sudut istiwa matahari (mel syams) akan bersamaan dengan nilai latitud Mekah, di mana Kaabah terletak. <br />
<br />
Apabila istiwa matahari berlaku di sini, bayang objek tegak di tempat lain akan menunjukkan arah ke Kaabah. Fenomena ini boleh dimanfaatkan untuk menyemak dan menentukan arah kiblat dari tempat-tempat lain di muka bumi. Bagi Malaysia, fenomena ini akan berlaku setiap tahun pada <b><span style="color: #cc0000;">28 Mei pukul 5.16 petang</span></b> waktu Malaysia dan sekali lagi pada <b style="color: #cc0000;">16 Julai pukul 5.28 petang</b>. Oleh kerana fenomena ni berlaku sebelah petang di Malaysia, bayang tiang akan jatuh ke arah timur, arah kiblat ialah yang mengadap ke barat.<br />
<br />
Bagi yang berminat untuk mendalami lagi kaedah-kaedah penentuan arah kiblat ini, sila donlot <a href="http://www.muftiselangor.gov.my/PortalFalakSyarieSelangor/html/KoleksiDownload/Artikel/25092007/PampletPenentuanArahQiblat.pdf">artikel ini</a> atau berhubung dengan bahagian <a href="http://www.muftiselangor.gov.my/PortalFalakSyarieSelangor.html">Falak Syarie Jabatan Mufti Selangor</a>.Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-2713615943707320142010-05-05T06:36:00.000-07:002010-10-09T06:37:35.875-07:00TONTONAN KHAS BUAT GURU-GURU DI HARI GURU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://img200.imageshack.us/img200/779/sangmurabbi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://img200.imageshack.us/img200/779/sangmurabbi.jpg" width="206" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Film ini berkisah tentang perjalanan dakwah Ustadz Rahmat Abdullah. Berawal dari persepsi positif Ustadz Rahmat muda tentang profesi guru, yang merupakan rekfleksi cita-citanya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Setiap kali ditanya orang, apa cita-citanya, ia akan menjawab dengan mantap: menjadi guru!</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Persepsi itu kemudian menjadi elan vital yang menggerakkan seluruh energi hidup Ustadz Rahmat, ketika ia menimba ilmu di pesantren Asy Syafiiyah di bawah asuhan KH Abdullah Syafii. Bakat besar dan pemikirannya yang brilian, menjadikan Ustadz Rahmat dikagumi oleh setiap orang, terutama gurunya, KH Abdullah Syafii, yang menjadikan Ustad Rahmat muda sebagai murid kesayangannya.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ustadz Rahmat muda mulai merintis kariernya sebagai guru selulus dari Asy Syafiiyah. Selain di almamaternya, ia juga mengajar di sekolah dasar Islam lainnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Perjalanan karier yang dipilihnya itu kemudian mempertemukannya dengan guru keduanya, Ustadz Bakir Said Abduh yang mengelola Rumah Pendidikan Islam (RPI). Melalui ustadz lulusan pergururan tinggi di Mesir itu, Ustadz Rahmat banyak membaca buku-buku karya ulama Ikhwanul Muslimin, salah satunya adalah buku Da’watuna (Hasan Al-Bana) yang kemudian ia terjemahankan menjadi Dakwah Kami Kemarin dan Hari Ini (Pustaka Amanah).<a name='more'></a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Situasi ini, membuat potensi bakat Ustadz Rahmat Abdullah melejit dengan banyaknya referensi bacaan yang ia konsumsi, mulai dari kitab Arab klasik yang sudah sulit dicari, sampai buku-buku sastra dan budaya. Ia pun dikenal sebagai dai yang lengkap, karena tidak cuma menguasai ilmu-ilmu Islam yang “standard” tetapi juga persoalan-persoalan kontemporer.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Potret paripurna kedaian Ustadz Rahmat terlihat ketika ia membina para pemuda di lingkungan rumahnya di kawasan Kuningan. Ustadz Rahmat menggunakan pendekatan yang masih sangat langka di kalangan dai, yaitu dengan grup teater yang didirikannya. Para pemuda itu diasuhnya dalam organisasi bernama Pemuda Raudhatul Falah (PARAF) yang menghidupkan masjid Raudhatul Falah di bilangan Kuningan dengan kegiatan-kegiatan keislaman.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pementasan grup teater binaan Ustadz Rahmat muda itu mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Salah satunya adalah pementasan berjudul Perang Yarmuk. Pada pementasan inilah, Ustadz Rahmat dan para pemuda PARAF harus berhadapan dengan aparat yang mencoba membubarkan pementasan.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Akibat pementasan itu.... <i style="color: #20124d;">nak tau lebih lanjut, donlot link ada kat bawah. </i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>rapidshare</b><br />
<code>http://rapidshare.com/files/303631900/sang_murabbi.wmv.001</code><br />
<code> http://rapidshare.com/files/303633109/sang_murabbi.wmv.002</code><br />
<code> http://rapidshare.com/files/303631989/sang_murabbi.wmv.003</code><br />
<code> http://rapidshare.com/files/303631669/sang_murabbi.wmv.004</code><br />
<code> http://rapidshare.com/files/303629384/sang_murabbi.wmv.005</code><b></b><br />
<b></b><b></b><br />
<b>hotfile</b><br />
<code>http://hotfile.com/dl/16892730/32349d4/sang_murabbi.wmv.001.html</code><br />
<code> http://hotfile.com/dl/16892869/7fcd93e/sang_murabbi.wmv.002.html</code><br />
<code> http://hotfile.com/dl/16893332/9ff1251/sang_murabbi.wmv.003.html</code><br />
<code> http://hotfile.com/dl/16893511/0b22efa/sang_murabbi.wmv.004.html</code><br />
<code> http://hotfile.com/dl/16893543/7a59bbf/sang_murabbi.wmv.005.html</code></span> </div><div id="TixyyLink" style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
Selepas donlot kelima-lima fail, sila join guna software <b><a href="http://www.jaist.ac.jp/%7Ehoangle/filesj/FSJSetup.exe">FFSJ</a></b>.</div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-44881567332599876722010-03-27T08:40:00.000-07:002010-03-27T08:40:22.899-07:00BAGAIMANA NAK SOLAT DALAM KAPAL TERBANG?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://thm-a01.yimg.com/nimage/6546ea9997e438e6" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://thm-a01.yimg.com/nimage/6546ea9997e438e6" /></a></div>Senario tidak bersembahyang ketika menaiki kapal terbang adalah satu senario yang memang benar-benar berlaku . Dan ianya bukan sahaja berlaku kepada sebahagian jemaah haji daripada Malaysia , bahkan " bala " ini juga menimpa SEGELINTIR pelajar-pelajar jurusan agama drp Malaysia yang pulang bercuti / pulang terus ke tanah air tercinta. Di antara sebab-sebab mereka tidak menunaikan sembahyang ialah :<br />
<br />
A ~ Tidak boleh mengambil wudhuk di dalam kapal terbang .<br />
B ~ Sudahlah tidak boleh berwudhuk , hendak bertayammum pun tidak boleh sebab tiada tanah .<br />
C ~ Tidak tahu dimanakah qiblat .<br />
D ~ Semasa hendak bersembahyang , keadaan tidak mengizinkan kita mengadap ke arah qiblat .<br />
E ~ Tak apa tidak sembahyang , nanti sampai kita boleh qadha kembali sembahyang itu .<br />
<br />
Ikuti kisah selanjutnya di <a href="http://intan50.fotopages.com/?entry=732287">SINI.</a>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-58555010662143358962010-03-27T08:05:00.000-07:002010-03-27T08:05:37.598-07:00Panduan Ibadat Orang Sakit<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://thm-a02.yimg.com/nimage/bafdb3a1ed01426a" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://thm-a02.yimg.com/nimage/bafdb3a1ed01426a" /></a></div> Pada pukul 12 tengahari, Aminah merasa sakit tanda hendak bersalin. Dilation (bukaan serviks) Aminah pada waktu itu 5cm. Aminah berkejar ke hospital dan segera dimasukkan ke bilik bersalin. Sakit Aminah semakin kerap menandakan bukaan serviks semakin luas. Bayi dalam perjalanan keluar dari alam rahim. Darah juga mula membasahi kain dan katil.<br />
<br />
Dalam menahan sakit itu, azan Zohor berkumandang. Aminah teringin menunaikan solat namun doktor tidak mengizinkan Aminah bangun kerana bimbangkan keselamatan Aminah dan bayi.<br />
<br />
Dalam keadaan begini, bagaimana Aminah mahu berwuduk? Sekitar tempat Aminah berbaring dikotori darah dan air kencing. Selain tempat yang kotor, Aminah juga perlu membersihkan diri dan pakaiannya terlebih dahulu. Namun Aminah sudah tidak mampu untuk bangun melakukan semua itu sendiri. Tiada pula orang yang akan membantu Aminah. Sakit bersalin hanya Allah yang tahu. Tiada kata yang dapat menggambarkan kesakitan itu. Seluruh tenaga dikerah dan seluruh urat saraf ditarik-tarik bagi sebuah nyawa yang amat berharga.<br />
<br />
Ikuti cerita selanjutnya tentang Aminah dari <a href="http://keranacinta.wordpress.com/2009/11/06/solat-wanita-sakit-hendak-bersalin/">sumbernya</a>.<br />
<br />
Untuk mengetahui panduan yang agak terperinci berhubung cara beribadat bagi pesakit, sila donlot <a href="http://www.amdi.usm.edu.my/LinkClick.aspx?fileticket=HycXtSMSRX4%3D&tabid=1329">SINI</a> dan <a href="http://www.islam.gov.my/tayammum/tayammum.pdf">SINI</a>. <br />
<br />
<i>Kadang kala apabila sakit, kita terlalu 'lemah' sehingga menangguhkan solat dengan harapan akan menunaikannya bila kita sihat nnt. Sedangkan tanpa disedari, kita sendiri tak pasti samada boleh hidup lagi lepas sakit ni....- sekadar ingatan kepada diri sendiri.</i>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-13050342880004632942010-02-09T08:56:00.000-08:002010-02-09T08:56:05.937-08:00Istintsar dan istinsyaq Vs Neti pot<div style="text-align: justify;">Saya yakin setengah orang mungkin akan berasa pelik dengan tajuk topik kali ini. Tak pernah dengar mungkin tentang perkara di atas. Walhal saya yakin sebahagian dari kita biasa mengamalkan perkara tersebut.<br />
Untuk makluman mereka yang belum maklum, Istinstsar dan istinsyaq ialah sunnah Rasulullah yang sentiasa baginda melakukannya semasa wudhu' kecuali ketika sedang berpuasa. Istintsar ialah memasukkan air ke dalam hidung, manakala istinsyaq ialah mengeluarkan air dari hidung.<br />
</div><div style="text-align: justify;">Bilakah Istintsar dan istinsyaq ini dilakukan?</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="color: red;"><i>Dari Humran (bekas hamba 'Uthman bin 'Affan yang telah dibebaskan) , aku melihat 'Uthman bin 'Affan meminta air untuk berwudhu’. Dia telah menuang air ke atas kedua tangannya dan membasuhnya 3 kali dan kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam bejana air dan berkumur-kumur dan mencuci hidungnya dengan memasukkan air ke dalamnya dan menghembuskannya. Kemudian dia membasuh mukanya 3 kali, tangannya hingga ke siku 3 kali, kemudian menyapu tangannya yang basah ke seluruh kepalanya dan kemudian membasuh setiap kakinya 3 kali. Selepas itu ‘Uthman berkata, “ Aku melihat Nabi berwudhu’ sama macam yang aku buat tadi.”</i> </span> - <span style="color: yellow;">Diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim</span>.<br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari hadis di atas jelaslah bila dan bagaimana Istintsar dan istinsyaq ini dilakukan. Soalnya, kenapa saya ketengahkan sunnah ini? Jawabannya kerana ramai umat islam sekarang telah meninggalkan sunnah ini. Tanyalah pada diri tuan/puan sendiri. Adakah anda mengamalkannya? Alhamdulillah jika “Ya” jawabannya. Setengah orang mungkin beralasan ala… sunat je… tak buat pun tak pe… <br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya ini adalah pegangan yang silap. Betul, dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 6 tidak menyebutkan tentang Istintsar dan istinsyaq ini dalam berwudhu’. Tetapi bukankah Allah Azza wa Jal memerintahkan untuk mengikuti NabiNya di mana beliau adalah pemberi penjelasan terhadap perintah-perintahNya. Rasulullah sendiri telah memerintahkan “ambillah dari ku cara ibadat kamu”. Sesungguhnya tidak seorang pun daripada periwayat hadis yang meriwayatkan sifat wudhu’ Nabi secara terperinci tanpa menyebutkan masalah istintsar dan istinsyaq serta berkumur-kumur, maka ini menjadi bantahan bagi mereka yang meringan-ringankan hal Istintsar dan istinsyaq serta berkumur-kumur di dalam wudhu’. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wallahi! Sebenarnya saya pun baru saja mengamalkan sunnah ini kerana baru saja mengambil berat tentangnya. Sepanjang saya mengamalkan sunnah ini banyak kebaikan yang saya peroleh. Antaranya; hidung bersih tanpa taik hidung, hidung tak tersumbat lagi dah, selsema dan migraine pun hilang dan bila mengaji dengung dan idgham menjadi lebih tepat dan mantap lagi. Kalau tak sengau semacam je sebab hidung tersumbat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi, apa pula kaitannya dengan neti pot? <br />
</div><div style="text-align: justify;">Neti pot adalah inovasi perubatan untuk mencuci dan membersihkan rongga sinus. Anda boleh cari di laman <a href="http://www.youtube.com/watch?v=kX8HyjZsq_o&feature=related">Youtube</a> tentang neti pot ni. Melambak ada. Salah satunya saya embedkan kat bawah ni. <br />
<object height="344" width="425"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/xCjVigOnyc4&hl=en_US&fs=1&"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/xCjVigOnyc4&hl=en_US&fs=1&" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="425" height="344"></embed></object><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekarang, tidakkah anda terfikir bahawa keperluan mencuci hidung ini telah dinyatakan oleh Allah Jalla wa ‘Ala melalui NabiNya 1430 tahun dahulu sebelum manusia sendiri pernah dengar tentangnya. Sedangkan sains baru-baru ni je sedar tentangnya. <i>Maka siapakah yang lebih benar perkataannya, dari orang yang menyeru kepada Agama Allah. </i></div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-77255666708275339862010-02-05T09:06:00.000-08:002010-02-05T09:06:31.261-08:00PESANAN PENTINGMaklumat berikut <i><b>SANGAT PENTING</b></i>. Mohon agar pesanan ini dapat disebarkan kepada seluruh Saudaramu se-iman ! Jika tidak...maka seluruh Muslim di dunia akan mendapat informasi yang salah dan keliru tentang Islam, untuk itu dimohon agar dapat menyebarkan pesan ini segera setelah membacanya. Waspadalah terhadap website di bawah ini kerana ia adalah dakyah orang kristian mempersoalkan kebenaran al-Quran, Hadith dan Islam....<br />
<br />
1. <span style="color: red;"><a class="linkification-ext" href="http://www.answering-islam.org/" title="Linkification: http://www.answering-islam.org">www.answering-islam.org</a></span><img src="http://www.syok.org/portal/images/smiley/majuk.gif" /><br />
<br />
2. <span style="color: red;"><a class="linkification-ext" href="http://www.aboutislam.com/" title="Linkification: http://www.aboutislam.com"></a></span><span style="color: red;"><a class="linkification-ext" href="http://www.thequran.com/" title="Linkification: http://www.thequran.com">www.thequran.com</a></span><img src="http://www.syok.org/portal/images/smiley/majuk.gif" /><br />
<br />
3. <span style="color: red;"><a class="linkification-ext" href="http://www.allahassurance.com/" title="Linkification: http://www.allahassurance.com">www.allahassurance.com</a></span><img src="http://www.syok.org/portal/images/smiley/majuk.gif" /><br />
<br />
Laman - laman tersebut telah sengaja dibuat oleh <b><i>MUSUH-MUSUH ISLAM</i></b> yang sentiasa gencar menyebarkan pemahaman yang salah tentang Al-Qur'an, Hadits dan Islam. Sekali lagi, mohon agar pesanan ini dapat disebarkan kepada seluruh umat.<br />
p/s - jika anda benar2 tidak kuat ilmu tentang islam dinasihatkan agar jgn mencari infomasi dari laman2 di atas kerana mereka berhujah berdasarkan logik akal semata-mata.Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-36211839873648683152010-02-05T07:40:00.000-08:002010-05-21T08:21:36.697-07:00Donlot Kitab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://thm-a04.yimg.com/nimage/291361df7f3800b6" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://thm-a04.yimg.com/nimage/291361df7f3800b6" /></a></div><br />
Hari ni terjumpa link beberapa kitab yang sangat baik. Antaranya kitab <i><b>Tafsir Ibn Kathir</b></i> dalam BM dan juga BI. Format PDF dan juga CHM. Walau pun tak lengkap kesemua jilid, <i>but its better than nothing</i>... Selain itu ada juga <i><b>Tafsir Ibn Qayyim</b></i> dan juga kitab <b><i>Mukhtasar Zadul Maad</i></b> karangan <i>Ibn Qayyim Al Jauziyyah</i> jilid 1 hingga 5. Terima kasih kepada WARED7 kerana sudi berkongsi kitab2 ini. Semoga Allah Jalla wa 'Ala akan membalas kebaikannya.<br />
<br />
Sila donlot <a href="http://www.mediafire.com/?sharekey=f76efe9fae2e65947069484bded33bcd8ae205f4418395d1">DI SINI</a> dan ada banyak lagi <a href="http://www.mediafire.com/?sharekey=f76efe9fae2e65947069484bded33bcdaeded5c4ecbd9ee2">DI SINI</a><br />
Nak lagi?? Gi <a href="http://hammerddl.blogspot.com/search/label/e-book">SINI</a>. Donlot le mana nak. Tuan punya blog ni sangat pemurah. Tapi jangan donlot yang bukan-bukan dah. Aku tak nak tanggung jawab...<br />
<br />
... <span style="color: red;">sambungan (update 21 Mei 2010)</span><br />
Hari ni terjumpa lagi koleksi kitab yang baaaaaaanyak sangat. Moh kita sama-sama <a href="http://faisalman.wordpress.com/ebook-islam-download-pdf/">DONLOTTT..</a>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6572074370346694187.post-16383088352971801822010-01-26T05:25:00.000-08:002010-01-26T05:37:43.399-08:00Rahsia Tarian Poco-Poco<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.iluvislam.com/v1/includes/jscripts/tiny_mce/plugins/imagemanager/library/rosniza/poco-poco.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.iluvislam.com/v1/includes/jscripts/tiny_mce/plugins/imagemanager/library/rosniza/poco-poco.jpg" /></a><br />
</div><br />
Alhamdulillah kerana kita semua masih bernafas lagi dengan izinNya. Saya ingin berkongsi dengan rakan-rakan semua tentang tarian poco-poco yang sedang hangat ditarikan oleh semua lapisan masyarakat, umumnya masyarakat kita yang beragama Islam terutama ketika manghadiri kursus.<br />
<br />
Sebenarnya tarian poco-poco ini berasal dari Filipina bukannya dari Indonesia. Ia ditarikan oleh masyarakat yang beragama kristian ketika mereka menghadiri upacara sembahyang mingguan mereka.<br />
<a name='more'></a> Lihatlah sahaja bagaimana pergerakannya, yang membentuk salib.Mungkin kita tidak perasan kerana kita suka mengikut-ikut sesuatu yang baru tanpa usul periksa.<br />
<br />
<br />
Inilah cara musuh-musuh Islam mengenakan kita sedangkan kita tahu apabila kita melakukan sesuatu yg menyerupai sesuatu agama maka kita dikira merestui agama itu seperti amalan yoga yang telah difatwakan haram kerana menyerupai agama Hindu. Cuma tarian poco-poco ini belum difatwakan haram lagi.<br />
<br />
Marilah kita sama-sama fikirkan. Saya dulu pernah terfikir, kenapa tarian itu dimulakan daripada kiri? Dan apa jenis senaman ini? Relevankah tarian ini, yang kelihatan seperti tidak siuman? Saya menyeru kepada diri anda semua supaya mengambil inisiatif untuk tidak menarikan lagi tarian ini yang ternyata mensyirikkan Allah tanpa kita sedar. Dan paling utama memohon keampunan daripada Allah S.W.T atas kejahilan kita tentang perkara ini sebelum ini.<br />
<br />
Semoga mendapat perhatian pihak berkenaan agar mengkaji secara terperinci tentang kesahihan perkara ini, asal usul dan kesannya kepada akidah umat Islam dan mengeluarkan fatwa tentang tarian ini, agar Umat Islam tidak berterusan di dalam kelalaian dan keasyikkan menarikan tarian ini.<br />
<br />
<div style="color: #a64d79;"><i>Artikel di atas dipetik dari: </i><br />
</div><div align="center"><a href="http://www.iluvislam.com/" target="_blank"><img alt="iluvislam" border="0" height="60" src="http://www.iluvislam.com/projects/images/icon_iluvislam.gif" width="140" /></a><br />
</div>Abu Aimanhttp://www.blogger.com/profile/10191686991516790670noreply@blogger.com0